Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Buku Favorit Yang Menginspirasi



Assalamu'alaikum :)

Mungkin teman-teman yang biasa baca blog ini agak galau (GR berasa banyak yang sering baca hahaha), mengapa beberapa hari ini postingan saya isinya random banget.
Jawabannya adalah, sebab saya lagi ikutan challenge #ODOPJULI2018 yang diadakan oleh komunitas Indonesian Social Preneur.


Jadi, tiap harinya semenjak tanggal 24 Juli kemarin, kami kudu menciptakan postingan setiap hari 1 postingan dengan tema yang ditentukan oleh ISB.
Sebenarnya pas terima email kemaren saya agak keder, ya ampuuunn, temanya kok berat banget buat saya.
Dari artis cilik favorit (atuh mah, saya gak punya artis cilik yang idola banget dulu, terlebih sekarang, hiks), kemudian mengenai drakor dan K-Pop (ya ampuuunnn, saya alergi banget aslinya bahas Kureah aka Korea hahaha), trus hari ini harus bahas Buku Favorit, hmmm...
Bingung juga nih, sebab meskipun saya suka baca (dulu) tapi saya lupa judul-judulnya dan saking banyaknya baca buku (dulu) saya gak tau yang mana yang paling favorit atau menginspirasi saya.

Kemaren sih sudah pengen mundur aja rasanya, terlebih draft goresan pena yang harus saya lengkapi dan publish itu banyaaakk banget (okeh gak banget nget sih, tapi tidak mengecewakan panjang lah berbaris menanti di lengkapi dan di publish) di sela-sela waktu saya yang sok sibuk digelendotin bayi ini, hiks.
Tapi, nurani saya menyentak.
Saya harus ikut challenge ini, supaya terlatih jadi blogger professional.

Kalau kata adminnya benefitnya yakni blog kita sanggup hidup sebab sanggup saling mendukung sesama anggota challenge, tapi berdasarkan saya benefit yang paling utama yakni melatih kita sebagai blogger untuk akrab dengan deadline dan target meski hal itu mungkin terkadang bagai mission imposible sebab waktu yang terbatas dan hal yang kurang kita sukai/pahami.

Kalau persoalan hidup atau enggaknya blog , PA/DA en de brei nya itu, biarkan mengikuti hasil yang kita tanam, pokoknya kerjain aja kiprah blogger, hasil bakal mengikuti kok *sok bijak ya, lol.

Eh mengapa jadi ngomongin blog sepanjang ini? hahaha.

Oke, mari kita bahas buku favorit!

Saya di waktu kanak-kanan yakni salah satu anak yang absurd baca banget, bangetnya itu kebangetan.
Saking absurd bacanya, saya gak rela melewatkan satu potong kertas di jalan berlalu begitu saja, niscaya saya pungut dan baca.
Bahkan kertas bekas gorengan atau jajan pasar, niscaya saya baca hingga detail dan habis.

Dari buku cerita, buku pelajaran, novel (baik novel pahlawan maupun novel dewasa, lol), majalah baik yang gres maupun yang sudah expired,  juga koran.
Gak heran nilai saya waktu SD itu tidak mengecewakan eh bahkan anggun ding, ya gimana gak bagus, saya rajin baca buku pelajaran sih, lol.

Saking banyaknya goresan pena yang saya baca, saya bahkan gak ingat yang mana yang bagus, soalnya selain sudah lama, pun juga saya gak punya buku-buku tersebut sendiri, buku bacaan yang sanggup saya baca dulu yakni buku pinjaman, atuh mah mama saya terlalu pelit ekonomis buat beliin saya buku, katanya harus ekonomis supaya sanggup sekolah yang tinggi, *sigh.

Namun, meskipun demikian, masih ada yang menempel di pikiran saya hingga kini, dan selalu menjadi pengingat saya dikala sedang putus asa.

Saya lupa pengarangnya siapa, kayaknya sih gak populer gitu, atau mungkin dulu buku pelajaran ya, sebab memang isinya kayak pelajaran.

Judulnya yakni TIRTA.

Bukan! Bukan buku cinta-cintaan, Tirta itu juga bukan nama orang, tapi nama setetes air yang bermula dari lautan yang lepas.

Begini Sinopsisnya :

Adalah setetes air yang sangat bahagia, beliau bersama jutaan bahkan milyaran tetes air lainnya hidup senang di tengah lautan lepas.
Sampai kesannya suatu hari, beliau disinari matahari yang terik yang membuatnya jadi ringan dan terbang ke angkasa.
Tirta kesannya lengket di sebuah awan, berhari-hari tertiup angin ke sana ke mari, hingga suatu hari awan tersebut jadi berat dan tiba-tiba beliau mencicipi dirinya jadi berat dan jatuhlah beliau kembali ke bumi.

Tirta jatuh di sebuah pohon pada hutan yang rimbun di puncak gunung, sayangnya sebab tanah di sekitar pohon gembur, beliau meresap masuk ke dalam tanah.
Bersama tetes air lainnya, dan dalam kondisi kotor berwarna coklat beliau terus bergerak di dalam tanah, bertemu dengan ratusan tetes air lainnya mengalir dalam tanah yang gelap.
Dia senang sebab perlahan tubuhnya menjadi higienis dan jernih, hingga kesannya suatu hari beliau melihat cahaya lagi, sebab keluar dari sebuah mata air yang jernih di kaki bukit.

Tirta senang sekali mendapat dirinya begitu higienis dan segar serta jernih, bersama ribuan tetes air lainnya beliau bergerak mengikuti aliran sungai.
Sayangnya, di sebuah tikungan sungai, beliau terdesak oleh tetesan air lainnya sehingga masuk ke dalam sebuah terusan irigasi dan masuk ke dalam sawah yang becek.

Awalnya beliau sedih, sebab badannya kembali kotor berwarna cokelat, pun juga khawatir sebab beliau bergerak sangat pelan sedang matahari kembali terik.
Dia takut bakal kembali terisap ke langit.
Beruntung ketakutannya tidak terjadi, beberapa hari kemudian beliau sanggup keluar dari sawah tersebut dan mengikuti aliran lagi yang membawanya pergi hingga hingga ke maritim kembali.

Buku ini bahwasanya menceritakan wacana siklus air di bumi, di mana dari maritim menguap jadi awan, kemudian jatuh lagi jadi hujan ke bumi.
Masuk ke tanah dan muncul kembali di mata air yang jernih, kemudian mengikuti aliran air mencari daerah terendah dan yang paling membahagiakan yakni sanggup berkumpul dengan milyaran teman-temannya di lautan.

Sederhana bukan?

Tapi entah mengapa, dongeng itu selalu menempel di ingatan saya, memberi kekuatan pada saya ketika jatuh dan putus asa.
Teringat dongeng si Tirta yang dengan harapan beliau nrimo mengikuti aliran takdirnya, meskipun nrimo dan pasrah, harapan untuk bertemu lautan tidak pernah padam.

Seperti itulah yang saya praktekan dalam kehidupan.
Meskipun sehabis menikah, saya menentukan mengubur semua impian jadi perempuan karir di luar rumah, tapi saya tidak pernah mematikan harapan saya untuk menjadi perempuan sukses dan membahagiakan orang tua. Itulah yang saya lakukan di dikala menentukan jadi ibu yang membersamai anaknya 24 jam.
Mencoba banyak hal dengan serius, dari bisnis online hingga menjadi blogger, semua saya lakukan dengan semaksimal mungkin dalam batasan kapasitas saya sebagai istri dan ibu.

Ahhh.. mengapa jadi baper ya, hiks.

Selain Tirta, bahwasanya masih banyak buku favorit saya, ibarat buku-buku Roman dari wilayah Sumatra.
Siti Nurbaya, Salah Asuhan, Salah Pilih, mmm.. apalagi ya? lupa hehehe.

Kalau kini mah, jarang baca buku, masih suka baca sih, cuman kesibukan jadi bikin hobi saya itu terlupakan, jadinya berganti dengan baca blog orang.
Saya paling suka blog walking dan membaca kisah hidup orang lain, entah itu goresan pena curhat atau semacamnya.
Kalaupun buku juga suka baca, tapi jikalau untuk beli ya mikir-mikir hahaha.
Buku yang mau saya beli dan koleksi hanyalah buku-buku motivasi, kayak karangan Dale Carnegie dan semacamnya (gayaaa bangett yak hahaha).
Sebelumnya juga saya suka ama buku Asma Nadia, dan punya beberapa buah bukunya di lemari.

Kalau buku cerita, mikir-mikir belinya, sayang duitnya hahaha.
Plus sayang bukunya abis dibeli trus numpuk gitu saja.
Jadinya kini tiap bulan jikalau beli buku ya paling buku pilihan si kakak.
Dia juga Alhamdulillah mengikuti jejak maminya yang suka baca, tapi beliau mah enak, bebas pilih buku dongeng apapun, sanggup dibeliin.
Kalau maminya dulu gak sanggup beli buku bacaan, satu-satunya jalan ya pinjam.

Tapi bukan berarti gak mau lagi baca buku lainnya, jikalau ada yang mau kasih endorse dengan bayaran di review di blog dan sosmed sih dengan senang hati kayak review saya wacana buku CouplePreneur Bikin Baper yang hingga dikala ini PVnya masha Allah banyak banget.
Gak nyangka ternyata banyak juga yang mau baca review receh tersebut, padahal saya gak disuruh loh ama empunya, saya sanggup buku tersebut sebab menang give away hahaha.

Ya ampun postingan kali ini gado-gado banget deh, adonan dari curhat, sama mupeng di endorse buku bacaan, mamak pengen baca tapi sayang duit *Plak! ditampar massa hahaha.

Kalau teman-teman, apa nih buku favoritnya yang paling menginspirasi?
Share di komen yuk!

Semoga manfaat :)

TPJ AV - 26 Juli 2018

Love