Tips Traveling Bersama Bayi Usia 6-12 Bulan
Assalamu'alaikum :)
#SabtuTraveling
Setelah beberapa waktu lalu, kami sanggup traveling mendadak bersama si bayi yang masih 8-9 bulan. Saya jadi ingin merangkum tips traveling bersama bayi menurut pengalaman tersebut.
Traveling yang saya maksud di sini yaitu via darat dengan memakai kendaraan pribadi.
Menurut pengalaman saya, traveling bersama bayi itu gak masalah, meskipun beberapa orang menganggap hal tersebut masih terlalu riskan bagi bayi, alasannya yaitu bayi di usia tersebut rentan terkena sakit oleh beberapa penyebab. Entah masuk angin, ruam popok, diare hingga batuk dan banyak sekali penyakit lainnya.
Traveling bersama bayi 6-12 bulan juga beda dengan bayi 0-6 bulan, alasannya yaitu di usia tersebut, bayi sudah mengenal MPASI namun belum sanggup mengkonsumsi masakan bebas, alasannya yaitu tubuhnya belum sanggup mendapatkan dengan tepat materi masakan menyerupai garam, gula terlebih MSG.
Beda lagi dengan bayi usia 0-6 bulan, meskipun secara kesehatan, bayi di usia tersebut lebih riskan lagi alasannya yaitu daya tahan tubuhnya belum sempurna, plus belum mendapatkan vaksin yang lengkap.
Akan tetapi, resiko tertular penyakit jauh lebih sedikit, alasannya yaitu bayi memang belum butuh MPASI dan belum terlalu aktif bereksplorasi layaknya bayi usia 6-12 bulan.
Seperti yang sudah saya ceritakan di postingan sebelumnya, bahwa di usianya yang 8 bulan, kami mendadak tanpa planning (jangan ditiru ya) mengajak si bayi traveling keliling pulau Jawa, dari pulau Jawa pecahan timur, hingga ke pecahan paling Barat.
Baca : Mendadak Traveling Keliling Pulau Jawa Bersama Bayi 8 Bulan (Part 1)
Juga : Traveling Bersama Bayi (Part 2) - Cirebon dan Jakarta
Dan : Traveling Bersama Bayi (Part 3) - Dari Numpang Toilet di ITC Mangga Dua Hingga Foto Di Lorong IKEA
Serta : Traveling Bersama Bayi (Part 4) - Terungkapnya Penyebab Si Bayi CrankySelama perjalanan tersebut, banyak sekali problem dengan si bayi sudah kami alami, mulai dari si bayi kelaparan alasannya yaitu planning saya menawarkan bubur instan tidak berjalan sempurna, saya lupa kalau ternyata si bayi belum pernah makan bubur instan.
Alhasil, ketika diberi bubur instan, ia muntah dong.
Di Solo |
Selain itu, problem ruam popok juga menghinggapi bayi lucu tersebut, dan saya sebagai ibu merasa sangat bersalah, alasannya yaitu gres sadar kalau ia terkena ruam popok sehabis 3 malam hiks.
Jadi, begini kira-kira tips traveling bersama bayi usia 6-12 tahun.
1. RENCANAKAN SEMUANYA UNTUK KENYAMANAN BERSAMA
Hal yang menjadi kesalahan fatal kami dalam traveling mendadak di waktu kemudian adalah, kami gres merencanakan akan bepergian, di 3 jam sebelum keberangkatan kami.
3 jam tersebut sudah termasuk packing pakaian dan perlengkapan yang mau dibawa. Alhasil, banyak barang gak kepakai terbawa, namun justru yang penting malah gak kebawa.
Di Monas, Jakarta |
Kami bahkan, keluar rumah tanpa kejelasan lokasi mana yang bakal kami tuju, dari awalnya pengen ke Bali, eh nyatanya tembus ke Jakarta.
Pun juga gak tau hingga berapa lama, yang menjadikan kami kehabisan pakaian higienis di tengah perjalanan dan gak punya waktu sama sekali untuk sekadar mampir beli baju.
Makanan bayipun hingga lupa terpikirkan menyiapkan pilihan lain seandainya si bayi gak suka makan bubur instan, bahkan saya lupa, kalau ternyata ia belum pernah makan bubur instan.Sigh!
Semua kesalahan tersebut, risikonya sanggup kami tebus di traveling berikutnya ketika si bayi berusia 9 bulan, meskipun traveling kali itu tidak mengecewakan menantang, namun berkat perencanaan yang tidak mengecewakan matang, Alhamdulillah kami sanggup menikmati dengan sedikit drama.
Baca : Pengalaman Dan Tips Berlibur Ke Bromo Bersama Bayi, Tour Sekitar Bromo Dengan Menggunakan Jeep
Di Bromo |
Di traveling kali itu, drama menjadi tidak mengecewakan minim, alasannya yaitu kami sudah spare banyak hal dari rumah, dari masakan bayi, pakaian yang nyaman serta banyak sekali hal lainnya.
2. UTAMAKAN KENYAMANAN BAYI.
Salah satu kunci keberhasilan traveling bersama bayi yaitu bagaimana kita sanggup memperlakukan si bayi menyerupai raja kecil.
Yup, kenyamanannya yaitu nomor 1.
Di Kota Tua, Jakarta |
Jadi, persiapkan semua hal demi kenyamanannya, menyerupai :
- Pakaian bayi yang nyaman dan cukup selama traveling. Pilihkan pakaian yang nyaman dan sedikit tertutup namun tidak hingga menciptakan bayi kegerahan. Dengan pakaian nyaman, bayi akan damai selama perjalanan, dan dengan pakaian yang tertutup menjaga bayi biar tidak gampang masuk angin selama perjalanan. Jangan lupa membawa pakaian bayi yang cukup selama traveling, jikalau tidak memungkinkan jangan pelit untuk mempertimbangkan laundry di tempat yang akrab dengan hotel tempat kita menginap. Sebaiknya hindari membeli pakaian gres dan pribadi dipakaikan ke bayi tanpa di basuh terlebih dahulu.
- Perut bayi kenyang, hati pun senang. Hal penting kedua adalah, persiapkan masakan bayi, sebelumnya kenali dulu masakan apa yang menjadi kesukaan bayi, jikalau bermaksud menawarkan masakan yang belum pernah diberikan sebelumnya, usahakan untuk memperkenalkan masakan tersebut sekali dua kali sebelum keberangkatan. Hal tersebut untuk mengatasi problem bayi gak suka masakan tersebut dan lebih parahnya yaitu jikalau ternyata bayi alergi masakan tersebut. Jika memungkinkan, bawalah perlengkapan masak MPASI yang mudah menyerupai slowcooker, bawa juga materi masakan menyerupai beras, telur ayam kampung, kacang hijau atau apapun yang biasa dikonsumsi oleh bayi.
- Utamakan waktu makan bayi. Meskipun mungkin traveling kita sudah penuh dengan aktivitas yang diatur sedemikian rupa, menyerupai kisah kami ketika traveling keliling pulau Jawa lalu, sebisa mungkin utamakan aktivitas makan bayi. Tidak peduli sedang berada di jalan tol, atau tempat yang macet, segeralah berhenti untuk menyuapi bayi.
- Jangan malas cek dan ganti popok bayi. Kesalahan kami tempo hari adalah, terlalu mengentengkan waktu ganti popok si bayi, terlebih selama perjalanan si bayi bosan dan menentukan tidur sambil menyusu terus menerus, alhasil kami tidak terpikir mengganti popoknya, dan berakibat runyam alasannya yaitu ternyata si bayi terkena ruam popok yang parah. Daaaannn... meskipun suami begitu cantik membantu mengurusi ganti popok si bayi, jangan lupa untuk mengecek lagi dengan cermat. Pengalaman kami yang lalu, 3 malam si bayi cranky hingga kami sedikit depresi alasannya yaitu gak tahu penyebabnya, ternyata di hari ketiga saya gres sadar kalau ternyata si bayi ruam popok parah, sebelumnya gak tau alasannya yaitu selama itu suami yang kebagian gantiin popok dan mandiin si bayi.
- Sediakan obat-obatan bayi. Hal penting lainnya, demi kenyamanan bayi yaitu jangan lupa membawa banyak perlengkapan obat buat bayi, dari termometer untuk mengecek suhu tubuhnya jikalau terkena demam, obat penurun demam, balsem bayi, cairan pembersih hidung tersumbat buat bayi hingga krim ruam popok, antiseptik untuk kebersihan tangan bayi.
- Jaga kebersihan perlengkapan bayi. Sebaiknya bawa cairan pencuci perlengkapan bayi khusus, untuk membersihkan perlengkapan makan dan minum bayi.
- Bawakan mainan kesukaan bayi. Untuk perjalanan darat yang jauh, bukan hanya bayi yang bakalan bosan, orang remaja saja kadang bosan, jadi jangan lupa bawa mainan kesukaan bayi, hindari menawarkan video di gadget, biar tidak menciptakan bayi jadi pusing.
3. TRAVELING DENGAN BAHAGIA, TIDAK MEMAKSA
Saya rasa, semua orang bakalan senang jikalau traveling.
Sayangnya, kadang kebahagiaan tersebut ternoda oleh drama-drama yang penyebab utamanya yaitu CAPEK!
Seperti pengalaman kami di waktu lalu, alasannya yaitu memang di awal minim perencanaan, dan risikonya demi mengejar waktu kami terpaksa memaksakan kondisi tanpa sadar kalau kami juga butuh istrahat.
Jangankan istrahat, makan saja kadang hanya sanggup 2 kali sehari.
Dan parahnya lagi, kami tidak membawa stock kudapan yang cukup, alhasil saya hingga gemetaran gegara si bayi menyusu terus akhir gak nyaman dan kelaparan.
Si bayi gak nyaman, risikonya nyusu mulu, emaknya gemetaran plus kurang tidur pula |
Kelaparan, hanya sanggup makan biskuit selama 4 hari |
Berbeda dengan traveling kami berikutnya, yaitu ke Batu dan Bromo.
Meskipun cuacanya lebih ekstrim alasannya yaitu dingin, tapi Alhamdulillah baik bayi maupun anak dan orang remaja sanggup menikmati dengan senang dan tetap sehat hingga pulang.
Karena kami istrahat yang cukup, tidak memaksa jikalau tidak memungkinkan serta makanpun lebih terpenuhi.
Demikian saja tips remeh namun insha Allah berkhasiat dari pengalaman kami, alasannya yaitu sekeren-kerennya tips yang ada, yang basic dari pengalaman pribadi jauh lebih berarti dibagikan.
Si bayi tertidur pulas dan nyaman, meski suhu di Penanjakan Bromo hambar menusuk |
Dan kalau ditanya, apakah traveling dengan bayi usia 6-12 bulan repot?
Jawabannya adalah...
REPOT BANGET!
Tapiiiii....
Bukankah yang repot itu bakalan jauh lebih berkesan.
Meskipun sudah dipastikan si bayi gak bakalan ingat ia pernah traveling keliling Jawa bahkan ke bromo yang mana suhunya ekstrim buat kita yang tinggal di tempat tropis ini.
Tapiiii, insha Allah saya bakalan ada pertama kali di sampingnya, untuk menceritakan pengalaman kami tersebut.
Dan seandainya, saya risikonya gak sanggup lagi berada di sampingnya nanti.
Insha Allah, foto-foto yang kami abadikan akan bercerita banyak hal kepadanya.
Pun dongeng di blog ini, semoga sanggup menjadi pengingat buat belum dewasa saya, kalau kami dulu pernah menikmati banyak hal bersama, termasuk traveling yang terkesan NEKAT, namun menawarkan banyak pelajaran dari pengalaman tersebut.
Kalau teman-teman, ada yang punya dongeng traveling bersama bayi 6-12 bulan?
Share di komen yuk.
Semoga manfaat :)
TPJ AV - 18 Agustus 2018
Love
REYNE RAEA