Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tempat Makan Favorit Kami Di Surabaya


Asalamu'alaikum :)

#SabtuKuliner

Ngomongin masakan di Surabaya? banyak banget macamnya, dari yang murah meriah, hingga yang yummy tapi bikin dompet langsing.
Dari ala kaki lima hingga ala resto yang cozy.
Dari kuliner khas Surabaya, hingga kuliner khas dari negeri orang.

Tapiii, gak semuanya pernah kami singgahi dan cobain.

Maklum aku dan suami termasuk tipe setia *eaaaa.
Jadi, bukan hanya sama pasangan, sama kawasan kuliner pun kami setia di satu dua tempat, gak mau pindah atau nyoba lainnya *co cuittt :p

Dulu sebelum punya anak, kami sering langganan makan di kaki lima pinggiran jalan. Tapi gak sembarang tempat, kami selalu setia pada kawasan yang sudah pernah kami datangin sebelumnya dan kami cocok di rasa, kebersihan, kenyamanan dan harga makanannya.

Setelah punya anak, terlebih punya bayi, kami jadinya melupakan sejenak si kawasan langganan kaki lima, terlebih kini kawasan makan kaki lima di Surabaya, sudah pada hilang semua dari kawasan dulunya, oleh pemerintah dikumpulkan di satu kawasan semacam sentra masakan gitu, yang mana kami gak tau, si penjual langganan kami dulu kini jualan di mana.

Karenanya, langganan kami hanya tersisa kawasan makan yang punya kawasan tersendiri, bukan mangkal di pinggir jalan.

Dan beberapa kawasan kuliner tersebut yaitu :

1. Soto Ayam Lamongan Cak  Har

Pic : Surabaya Kuliner

Sebagai orang berdarah Sulawesi, bersama-sama aku kurang doyan kuliner Jawa, termasuk soto ayam Lamongan. Tapi, alasannya soto ayam Lamongan milik cak Har inilah aku jadi kepincut sama soto.
Menurut saya, soto ini menduduki peringkat pertama rasa soto ayam yang yummy di Surabaya.

Bahkan saking enaknya, aku dapat loh makan di tempatnya yang dulu sekitar tahun 2000an jualannya di bersahabat kantor apa ya itu, lupa. Daerah Klampis.
Waktu itu harga sotonya muraaahh banget, rasanya yummy banget, dan dipastikan antrian mengular.
Kalau ke sana gak sama si pacar, siap-siap bete aja nunggu pesanan gak kunjung di anter.
Tapi jikalau sama si pacar, pesanan kami cepat diantarkan, alasannya si pacar kenal ama cak Har, gegara si pacar sering main ama anak ibu kos aku yang mana kenal bersahabat ama cak Har.

Selain nunggunya lama, warungnya itu bersahabat kanal yang baunya astagfirullah.
Menyengat banget!
Anehnya, semua orang dari mahasiswa bokek kayak kami, hingga orang-orang kantoran dengan kendaraan beroda empat Mercy dingin saja tuh malah makan dengan lahapnya.

Dan alasannya rasanya memang enak, aku yang aslinya suka jijik maksimal, jadi dapat ikutan makan dengan lahap, hehehe.

Waktu terus berlalu, alasannya rasa sotonya yang nikmat tersebut, membawa perjuangan cak Har tersebut jadi sukses hingga menempati kawasan yang nyaman menyerupai yang ada di jalan Sukarno-Hatta sekarang.

Tempatnya nyaman, otomatis hargapun ikut menyesuaikan.
Kalau dulu, soto cak Har populer dengan rasanya yang nikmat dan harganya yang amat sangat terjangkau, cocok buat mahasiswa sering bokek kayak kami.
Sekarang, harga seporsinya tidak mengecewakan bikin dompet menangis sedih.

Tapi worth it lah, harga yang lebih mahal itu berbayarkan dengan kawasan yang nyaman, pelayanan yang super cepat, dan akomodasi yang amat sangat memadai.

Thats way, hingga punya adik bayi lagi, kami tetap setia mengunjungi kawasan soto yummy ini, meskipun kami berempat tetap makan 2 porsi menyerupai dulu belum punya anak, hahaha.



2. Sop Konro Perak Surabaya

Pic : foodie.id

Secara gitu ya, aku kan emang orisinil Sulawesi, pastinya gak nolak dong makan kuliner khas Sulawesi ini.
Satu-satunya kawasan yang sering kami kunjungi yaitu Sop Konro yang ada di Perak Surabaya ini.

Awal mulanya kenal kawasan makan ini, sekitar tahun 2009 atau 2010 ya, waktu itu kami nganterin bapak yang mau pulang ke Buton naik kapal Pelni lewat pelabuhan Tanjung Perak.

Mampirlah kami ke sini, dan semenjak ketika itu, kawasan ini jadi langganan kami.
Selama di Surabaya, bersama-sama jarang banget dapat menemukan kuliner khas Sulawesi yang benar-benar memakai resep orisinil dari sana.
kebanyakan sudah di modifikasi, bahkan sebagian terasa manis, alasannya mungkin dijual oleh orang Jawa yang suka kuliner manis,

Tempat ini yaitu satu-satunya yang menjual Sop Saudara dan Konro dengan rasa yang sama dengan konro di jual di Sulawesi.
Dan selain Sop Saudara dan Konro, aku juga dapat mengobati rindunya hati akan kuliner buras, es pisang ijo dan sebagainya.

 3. D'Cost Seafood, Royal Plaza.


Pic : Royal Plaza

Mau makan kenyang dan nyaman? kami niscaya pilih kawasan ini.
Dulunya sih kami lebih suka makan di D'Cost Graha Family, tapi akhir-akhir ini resto di sana makin gak asyik kebersihannya, jadinya kami lebih menentukan Royal Plaza saja.

Asyiknya makan di sini, kami dapat makan puas bertiga, dengan total biaya maksimal 100 ribu saja.
Kenyangnya alasannya dapat tambah nasi dan minuman teh sepuasnya.
Jadi, alternatif makan kenyang dan hemat deh di sini.

Kami kenal D'Cost semenjak tahun 2007 atau 2008 an ya, tapi sebelum punya anak kami jarang ke situ, maklum pilihan kuliner lainnya di kaki lima masih banyak.
Nantilah sehabis punya anak, yang mana si abang picky eater dan punya si bayi, yang mana maminya parno jikalau ngajak makan di kaki lima, alasannya ada orang merokok, jadinya milih kawasan makan yang ada ACnya hehehe.

4. Hokben Royal Plaza

Pic : Royal Plaza

Mainstream banget ya, tapi gak tau kenapa, semenjak dulu belum punya anak, kami doyan banget makan di hokben. Dan hokben favorit kami itu yaitu Royal Plaza, alasannya pelayannya lebih ramah dan sabar, ngasih beef teriyakinya agak banyak, dan mayonaise nya juga mau saja di request agak banyakan hahaha.

Kalau di kawasan lain, di jamin kami sudah dipelototin dengan sadis oleh pelayannya :D

5. Ramen Ichiro 

Pic : Reyne Raea
Kalau ini mah, pilihan saja ketika kami lagi malas pergi jauh-jauh, secara letaknya ada di bersahabat kawasan tinggal kami.
Baca : Chicken/Beef Ramen Ichiro, Pilihan Menyantap Makanan Ala Jepang Dengan Harga Terjangkau

6. Ramen Wasabi Yatai

Pic : Pergikuliner

Kalau lagi bosan dengan ramen Ichiro, ramen di Wasabi Yatai ini jadi pilihan kami. Selain ramennya yang menggoda, aku dan abang Darrell paling cinta sama es teh tariknya, hehehe.



7. Nasi Goreng dan Mie Goreng Wapo, Cito


Pic : catatan inspector
Makara favorit keluarga kami, alasannya waktu hamil aku doyan banget makan nasi goreng ikan asin di sini.
Kadang, kami juga mengunjungi Wapo yang bersahabat Universitas Airlangga.


Selain tempat-tempat di atas, ada juga beberapa kawasan yang menjadi favorit kami, cuman alasannya tempatnya kurang nyaman untuk bayi, jadi sudah jarang banget kami mampir, kecuali untuk di bungkus menyerupai :
  1. Bakso Solo Rindu Malam, Ciliwung.
  2. Soto Betawi di Kupang Jaya (lupa namanya), bersahabat terbul 99 CMIIW.
  3. Bebek Goreng Purnama, favorit kami sih yang bersahabat kawasan kami, alasannya meskipun banyak bertebaran di mana-mana, ternyata rasanya beda loh, mungkin efek minyaknya yang dipakai berkali-kali.
  4. Sego sambel mbak Nur di jalan Jagir.
  5. Gado-gado di Kupang Jaya (yang ini beneran enak, alasannya aku gak suka gado-gado jadi doyan).

Bagaimana? jadi lapar ya bacanya? apalagi aku yang nulis, jadi pengen masak mie rebus tengah malah hahaha.

Oke deh, demikian beberapa kawasan makan favorit kami, mainstream sih, tapi sungguh kami begitu setia, hanya bolak balik ke 7 kawasan tersebut saja, seolah gak ada lagi kuliner lainnya di Surabaya hahaha.

Ada yang juga mengidolakan kawasan makan tersebut?
Share di komen yuk :)

Sidoarjo, 01 September 2018

Wassalam

Reyne Raea