Wiro Sableng Dan Kenangan Kurun Kecil
Assalamu'alaikum :)
#SundayLifestyle
Film Wiro Sableng ketika ini sedang tayang di banyak sekali bioskop tanah air, dan sekilas infonya, film ini dibintangi oleh pemain film Tampan Vino G Bastian dan Aktris sekaligus penyanyi Sherina Munaf.
Sebenarnya, saya agak kepo terhadap film tersebut, bukan sebab saya hobinya nonton, eh hobi juga ding. Tapi sebab Wiro Sableng lebih mengingatkan saya pada kenangan masa kecil saya yang penuh arti.
Saya sudah sering menyinggung, betapa waktu kecil dulu saya sukaaaa banget sama yang namanya membaca, saking sukanya, liat kertas bekas bungkus gorengan saja bahkan sudah ada di sampah, saya pungut dan baca hahaha.
Baca : Buku Favorit Yang MenginspirasiWaktu SD memang masa yang menyedihkan buat saya, gemar membaca tapi buku yang sanggup di baca amat sangat terbatas, orang renta gak pernah sama sekali beliin buku bacaan, hiks.
Perpustakaan sekolah pun sangat terbatas membolehkan muridnya membaca buku terlebih membawa pulang ke rumah.
Hingga balasannya saya masuk Sekolah Menengah Pertama dan seorang dokter PTT (Pegawai Tidak Tetap), tiba untuk mengabdi di puskesmas kawasan mama bekerja.
Sang dokter tinggal di rumah penduduk yang akrab banget dengan rumah ortu, dan si dokter yang berasal dari Bali tersebut, memboyong serta istrinya yang gres saja dinikahinya.
Ternyata, sang istri dokter tersebut suka banget membaca dan menyulam, maka selain mengajarin saya yang sering main ke rumahnya, perihal menyulam. Sudah niscaya juga merelakan saya meminjam koleksi novel yang disewanya dari kawasan persewaan novel.
Novel-novel yang dipinjamnya beragam, mulai dari novel percintaan yang selalu disembunyikan dan gak memperbolehkan saya membaca terlebih meminjamnya, hingga novel pahlawan menyerupai Wiro Sableng dan Pendekar apa yaaa, lupa saya, pokoknya ada putihnya gitu hahaha.
Novel Wiro Sableng amat sangat menempel di pikiran, sebab saya membaca begitu baca serinya, baik dari koleksi si istri dokter tersebut, maupun dari abang sepupu saya.
Wiro Sableng, Penyebab Nilai Sekolah Makara Menukik Dratis
Dibesarkan oleh orang renta diktator menyerupai bapak, menciptakan saya harus, wajib dan kudu sekolah yang pintar, harus juara 1, juara 2 itu bodoh, harus di hukum!
Demikian motto bapak.
Miris ya?
Sementara anak lain yang bangga mendapat hadiah sepeda sebab berhasil masuk peringkat 10 atau 5 besar, saya peringkat 2 malah kena hukuman, hiks.
Baca : [Book Review] Suamiku Dan Pacar LelakinyaAlhasil, selama di SD saya selalu menempati peringkat 1 di kelas, bahkan Alhamdulillah sanggup lulus dengan nilai terbaik se rayon. Berkah dari takut di aturan :D
Dan hal tersebut wajar, sebab hobi saya yang suka baca dan sulit mendapat buku bacaan, terpaksa saya rajin membaca ulang buku-buku catatan dari sekolah, hingga nyaris semua titik koma catatan sekolah terekam di otak hahaha.
Semenjak masuk Sekolah Menengah Pertama dan berkenalan dengan bermacam-macam novel, dramapun dimulai.
Saya yang memang sulit menahan sesuatu bila sudah tertarik, ya gak bakal dilepas hingga selesai.
Jika sudah mulai membaca hal yang saya sukai, gak bakal sanggup berhenti baca deh, sebelum selesai.
Dan alangkah menyiksanya, ketika harus membaca di rumah, sedang mama dan bapak gak bolehin saya baca novel.
Dan gegara novel tersebut, saya mulai berani mencari cara yang 'bandel', salah satunya dengan akal-akalan berguru dengan membaca buku pelajaran, padahal dibaliknya terselip novel Wiro Sableng, hahaha.
Bukan hanya di rumah, bahkan di sekolah saya berani membawa novel tersebut dan membacanya di balik buku pelajaran, lol.
Hasilnya? nilai-nilai saya merosot tajam dan di kelas 2 SMP, saya turun menjadi rangking 2 di kelas, hiks.
Hasilnya sudah sanggup ditebak, selain kena cambuk dari bapak, saya tidak boleh sekolah dong.
Kata bapak, gak usah sekolah kalau bodoh, hiks.
Sungguh setelahnya saya jadi dendam sama si Wiro Sableng.
Meskipun balasannya rasa dendam tersebut gak bertahan lama, sebab sesudah berhasil kembali ke sekolah dengan sejuta bahaya dari bapak, sayapun kembali membaca novel Wiro Sableng hahaha.
Tentang Novel Wiro Sableng
Novel karangan Bastian Tito ini, eh btw pengarangnya sudah almarhum ya kalau gak salah, bersama-sama gak pantas dibaca oleh anak cewek Sekolah Menengah Pertama (menurut saya), ada banyak bahasa yang gak sopan banget kalau ditiru hehehe. Bukan hanya gak sopan, adegan mengerikan yang gak pantas dibaca anak Sekolah Menengah Pertama pun banyak.
Tapi who cares buat anak labil yang hobi baca :D
Baca : [Book Review] Couplepreneur Bikin BaperJangankan novel dengan perbendaharaan kata-kata yang aneh, novel percintaan yang isinya ada beberapa goresan pena semi p*rn pun dilahap ama anak Sekolah Menengah Pertama hobi baca ini :p.
Siapa lagi biang keroknya kalau bukan abang sepupu saya yang juga hobi baca, tapi lebih suka baca novel dewasa.
Kalau gak salah novel cukup umur itu kebanyakan novel karangan Mira W.
Pada novel Wiro Sableng, selain penuh dengan kata-kata kasar, terdapat pula adegan syur dan percakapan yang belum pantas dibaca oleh anak remaja.
Makanya, saya ingin tau banget sama filmnya, apa juga memakai kata-kata asing dan adegan asing itu? :D
Saya lupa, berapa seri tepatnya judul yang sudah pernah saya baca, tapi tampaknya sangat banyak.
Sayangnya tidak satupun seri yang saya masih ingat persis, maklum sudah pikun sebab tu eh senior aka dewasa, lol.
Ketika saya browsing mencoba cari jejak novel tersebut, dan ketemu serta terbelalaklah saya.
Bahkan judulnya pun serem-serem.
Empat Berewok Dari Gua Sanggreng
Keris Tumbal Wirayuda
Rahasia Lukisan Telanjang
etc.Ya ampun, bacaan saya kok asing gitu ya dulu, makanya nilai saya menukik dratis, lol.
Gak salah juga bapak jadi keras banget ama saya, lah bacaan saya seram gitu.
(lalu terdengar bunyi lain, "bilang ke bapak, makanya beliin buku bacaan yang manis dong").
Baca juga : [Book Review] My Stupid Boss (Ternyata..)Karena hal tersebutlah, saya begitu ketat membentengi si abang dalam pemilihan buku bacaan, menyerupai maminya, si sulung tersebut tumbuh jadi anak yang hobi baca, semua buku di bacanya, dan kalau udah membaca, dunia seakan berhenti.
Dia bakalan lupa daratan, dipanggil berkali-kali pun semacam gak dengar, just like his mami dulu, lol.
Ada yang pernah baca novelnya dulu? masih ingat gak seri mana yang menarik?
Kalau saya sih lupa hahaha.
Semoga ada keuntungannya :D
Sidoarjo, 02 September 2018
Wassalam
Reyne Raea