Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

1 Oktober 2014 , Biaya Transfer Antar Bank Naik

Kabar kurang bagus nih bagi teman-teman nasabah,  mulai 1 Oktober 2014, di berlakukan tarif baru  interkoneksi antar bank. Pada tarif baru, ada kenaikan biaya  antara Rp 1000 hingga Rp 2500.

Kenaikan biaya interkoneksi  berlaku pada jaringan ATM Bersama, Jaringan ATM Prima , Alto dan Link. 

Jadi gambaran tarif baru yang berlaku mulai 1 Oktober 2014, seperti tabel dibawah ;

Item
Tarif lama
( Rp)

Tarif Baru
(Rp)

Transfer  antar bank di ATM
5000
7500
Tarik tunai di ATM bank lain
5000
7500
Cek saldo di ATM bank lain
3000
4000
Transfer antar bank mobile/internet banking
5000
7500
Transaksi gagal karena saldo tidak cukup
-          -  ATM Bersama
-          - ATM Prima 
        - Link

1500
1500
1500

3000
2500-5000
2500-5000





Note: -
-plus pajak 10%
-transaksi gagal karena saldo tidak cukup biaya bervariasi 

Catatan saya;
Saya coba putar memori kebelakang, tahun lalu waktu  gubernur BI mendorong  perusahaan switching untuk saling terhubung, dengan harapan nasabah mendapat  kemudahan transkasi tanpa perlu memiliki banyak kartu ATM . Sudah OK kan sekarang.

Satu tahun  berlalu, saat ini,  kayaknya kita nasabah jangan lagi ngarep memiliki satu kartu pintar itu sudah cukup. Satu kartu buat keleluasaan  transaksi mungkin bisa. Tapi kalau terasa berat pada biaya jadi tidak nyaman juga.

Kenaikan biaya transfer antar bank sebesar Rp 2500/transaksi keliatannya  memang kecil. Tapi kalau lihat besaran persentase hingga 50%  itu,  yah wow juga.

Kalau hanya melakukan satu dua kali tarik tunai di ATM bank lain, atau transfer antar bank di ATM atau melalui internet banking atau mobile banking,  pasti tidak akan berasa, nggak masalah lah.   Tapi kalo dilakukan  berkali-kali dalan satu bulan  maka nominalnya lumayan juga, ya cukuplah buat pergi ke coffee shop bareng teman, minum cappucino . Ngobrol kesana-kemari sambil sesekali lihat Hape.  Ngomongin antara aku kau dan keluargamu. Antara kau pekerjaan dan teman-temanmu, antara aku kau dia dan bekas…..

Kalau ke coffee shop sendiri, minumnya  espresso. Pasang headset dengerin lagu adaband atau lenka. Buka laptop sambil ngetik-ngetik bikin artikel buat posting blog.  Kalo artikelnya belum kelar  tambah nya coffee black  aja.

Atau, pergi ke warkop  pinggir jalan dekat kantor kecamatan. Ngobrol bebas sama dengan semua yang ada disana; siapa aja, tukang ojeg, sopir angkot, tukang becak dll.  Tema-nya gak jauh soal  isu masyarakat pedesaan. Musiknya kalo ada pengamen datang. Kalo lagunya enak ngasih duit nanti saja kalo habis si pengamen nyanyi Kalo ga enak kasih dah duit langsung biar cepat jalan tuh pengamen.


Haduh…… jadi ngelantur.

Balik lagi soal kenaikan biaya interkoneksi.

Gini aja deh, silahkan pihak perbankan, provider ATM atau pihak-pihak yang berwenang menaikan biaya tersebut, melanjutkan rencana yang telah anda buat.

Apapun argumen yang di kemukakan tentang kenaikan biaya, saya cuma bisa bilang ya...ya...ya.....  Saya sebagai nasabah tidak punya daya untuk menolak. Saya  ikuti saja. Dan saya pun tidak akan menutup rekening tabungan hanya gara-gara hal beginian.

Namun ada pelajaran bagus dari rencana kenaikan biaya ini, paling tidak saya harus bersikap lebih santai. Tarik tunai akan lebih sering di lakukan di ATM bank tempat saya punya rekening, meskipun saatnya nanti lokasinya mungkin agak lebih jauh.  Lebih baik biaya Rp 7500  itu saya alokasikan untuk beli bensin, bayar ojek, bayar angkot atau tukang becak. Roda ekonomi lebih berputar toh.

Begitu juga dalam antri, biasanya saya paling malas kalau ada antrian di ATM lebih dari 5 orang. Akhirnya  saya lebih rela di potong biaya Rp 5000 menggunakan ATM bank  lain di sebelah yang kosong supaya bisa bebas dari antrian. Tapi setelah kenaikan biaya tarik tunai di ATM bank lain kelak, maka rencananya saya mau ikut dalam antrian saja.
  
Begitulah kira-kira

update:
Kenaikan biaya transaksi lintas bank di tunda. Mulai berlaku tanggal 1 november 2014