Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Teknik Menulis Di Media Online

 berbeda dengan cara menulis di media cetak Teknik Menulis di Media Online
CARA menulis di media online (media siber, media internet, media digital) berbeda dengan cara menulis di media cetak.

Karakteristik media dan kebiasaan pembaca media online menciptakan goresan pena di media online harus disajikan berbeda dengan sajian naskah di media konvensional.

Tulisan di media online tersaji di layar monitor (screen). Karenanya, goresan pena di media online hakikatnya dipindai (scan), bukan dibaca (read). Kecepatan membaca di media online juga lebih lambat dari media cetak.

Tulisan yang disajikan di media online hendaknya memakai "gaya menulis online" (online style writing) sebagai berikut semoga goresan pena gampang dipindai, dibaca, dipahami, dan nyaman di mata pengguna (user).

Teknik Menulis di Media Online

1. Ringkas.

Mata yang cepat lelah ketika menatap layar monitor menciptakan goresan pena pendek lebih gampang dibaca dan dipahami. Jika ulasannya harus panjang dan mendalam, maka naskah hendaknya dipecah menjadi beberapa goresan pena atau di-break down dengan subjudul dan bullet list.

2. Alinea Pendek

Aturan baku penulisan paragraf, contohnya satu pandangan gres satu paragraf, tidaka berlaku di media online. Kalimat dan alinea hendaknya pendek saja semoga lebih gampang dipindai/dibaca dan dipahami. Contoh terbaik gaya alinea pendek a.l. di situs BBC Indonesia.

3. Tidak ada Indent.

Awal alinea di media online tidak memakai tekuk/lakuk sebagaimana di media cetak. Gaya sajian naskah ibarat buku atau karya ilmiah akan lebih sulit dipindai di media online. Sebagai gantinya ada di poin empat.

4. Jarak Antar-Alinea (White Space)

Sebagai "ganti" indent, naskah goresan pena di media online harus memakai jarak antar-alinea atau spasi sehingga memunculkan "ruang putih" (white space) antarparagraf. Dengan begitu, goresan pena akan lebih gampang dipindai/dibaca dan dipahami serta menciptakan nyaman mata user.

5. Rata Kiri (Left Aligned)

Rata kiri dalam menyusun paragraf merupakan standar penulisan di website ibarat dikemukakan World Wide Web Consostium (W3C).

Rata kiri-kanan (justify/justified) merupakan gaya penulisan media cetak, terkesan formal, dan tidaka cocok untuk media online lantaran lebih sulit dipindai/dibaca.

Itulah sebabnya website terkemuka di dunia, ibarat Google, Facebook, Yahoo, Twitter, CNN, BBC, The New York Times, juga media-media online terkemuka di Indonesia, ibarat Detik, Kompas, Republika Online, memakai rata kiri dalam menyajikan naskah beritanya.

6. No ALL CAPS

Tidak memakai semua abjad kapital dalam judul tulisan. Alasan utamanya sama dengan nomor 5, yaitu ALL CAPS akan sulit dipindai/dibaca oleh user.

7. To the Point

Tulisan di media online hendaknya eksklusif ke pokok duduk kasus (to the point), tanpa memakai kata-kata yang berbunga-bunga atau indah (colorful words). Ini lantaran pembaca media online "terburu-buru" atau ingin cepat mendapat informasi.

Penulisan gaya piramida terbalik (inverted pyramid) yang mengedepankan poin terpenting di awal goresan pena dan penggunaan bahasa jurnalistik yang ringkas dan lugas sangat baik untuk menulis di media online.

Gaya penulisan piramida terbalik juga terkait optimisasi mesin pencari atau Search Engine Optimization (SEO). Trik SEO akan menciptakan goresan pena gampang dan cepat terindeks mesin pencari, utamanya Google, kemudian ditemukan oleh user di halaman depan hasil pencarian (SERP).

Demikian Teknik Dasar Menulis di Media Online yang diolah dari aneka macam sumber. Referensi terpopule soal desain dan penulisan online dapat disimak di NN Group pimpinan pakar web usability Jakob Nielsen.

Ke-7 poin cara menulis di media online juga menurut hasil studi yang dilakukan Jakob Nielsen dkk di NN Group. Gaya penulisan online itu pula yang menjadi pembeda utama antara jurnalistik cetak dan jurnalistik online. Wasalam. (http://www.baticmedia.com).*


Sumber https://baticmedia.blogspot.com/