Oke teman-teman kali ini aku akan lanjut lagi untuk ceritakan perjalanan hari kedua aku di Singapura bareng isteri. Sebenarnya malam hari sesudah check ini aku mendadak masuk angin, mual, muntah dan perut kembung tapi dapat teratasi dengan baik. Pagi hari kami cek peta dan melihat-lihat lokasi yang akan dituju, karenanya kami putuskan untuk ke Bugis dulu dan ke Orchard. Niat ke Bugis sih untuk makan pagi.
Kami keluar hotel jam 8 dan masih sangat sepi, beda halnya dengan di Indonesia. Sampai stasiun MRT Lavender masih belum begitu ramai, mungkin jam kerja disini agak siangan. Dari Lavender ke Bugis sebentar saja cuma 10 menitan. Di Bugis kami cari daerah makan dan rata-rata masih tutup sodara, jam 8 lho. Nyari makan nasi ternyata gak ada alasannya yaitu di Singpura makan sudah diatur jadi pagi itu gak ada nasi, jarang hanya beberapa rumah makan melayu saja yang mungkin masih menyediakan nasi. Ribet banget ya, memang ternyata lebih yummy di Indonesia semua hal ada. he.
Akhirnya kami mamping ke restoran cepat saji Amerika saja dan pesan bubur ayam. Penampakan bubur ayam disini berbeda sekali alasannya yaitu encer dan toping nya dikit, tapi tidak mengecewakan lah buat ganjal perut hingga siang. Habis beres sarapan kami ke stasiun MRT lagi dan menuju Orchard. Sebenarnya jalan dari Bugis juga dapat cuma tidak mengecewakan pegel mending naik MRT saja, cuma naik Green Line terus transit di City Hall kemudian pindah ke Red Line.
15 menit perjalanan kami datang di Orchard dan ternyata stasiun berada sempurna di bawah mall. Kami keluar stasiun dan berjalan-jalan di sepanjang pedestrian Orchard yang asri dan rapi ribun oleh pepohonan dan banyak burung. Kalau di Indonesia Orchard yaitu lokasi wisata belanja ibarat Cihampelas Bandung. Disini barang-barang branded kelas super yaitu surganya, meski ada beberapa lokasi daerah barang yang tidak mahal juga alias lokal. Fenomena kota di Singapura ini memang sangat berbeda jauh dengan di Indonesia baik dari sisi penataan, ketertiban dan budaya transportasi. Disini kendaraan beroda empat akan berhenti bila ada orang yang akan nyebrang artinya mendahulukan pejalan kaki. Coba kalau di Jakarta mungkin sudah ditabrak aja kali ya, ha.
Memang disini motor juga sangat sedikit sekali dan transportasi umum mendominasi, kota kecil memang gampang untuk ngaturnya. Bagi yang nyari mesjid di Singapura, memang agak sulit dan satu distrik mungkin hanya 1 mesjid saja. Di Orchard ada salah satu mesjid besar yaitu Mesjid Al Falah yang dapat menjadi daerah sholat atau istirahat bagi wisatawan muslim yang plesiran ke Singapura. Dua jam kami jalan-jalan mengitari Orchard dan sempat singgah di salah satu toko untuk beli buah tangan yang harganya cukup murah dari 0,5 sen hingga 1 -5 dolar Singapura.
Pinggang sudah pegal dan cape karenanya kami pulang dulu saja ke hotel untuk istirahat sejenak dan makan siang. Makan siang kami beli di bersahabat stasiun Lavender yang ada warung makan Padang juga, meskipun yang jual orang Melayu. Bedanya disini gak ada sambal hijau Padang, alasannya yaitu mereka gak dapat buatnya dan malah minta resep bahan-bahanya. Tapi harga nasi Padang di Singapura cukup worthed hanya 4 dolar dengan isi yang banyak dan cukup untuk makan berdua. Setelah makan siang untuk jaga stamina ya udah bobo siang dulu tidak mengecewakan hingga sore, alasannya yaitu habis ashar mau jalan lagi ke Garden by De Bay. Mau tau kisah lanjutnya, simak terus blog ini.
|
Orchard Road di pagi hari |
|
Pedestrian di Singapura |
|
Pedestrian Orchard asri |
|
Saluran air sekitaran Singapura tidak kotor |
|
Hutan kota peneduh jalan |