Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengatasi Diare Pada Bayi 9 Bulan Dengan Gaddd


Assalamu'alaikum :)

Waktu abang Darrell berusia 11 bulan, ia pernah terkena diare, bahkan hingga muntaber.
Sedih banget, terlebih sebab itu ia harus di opname selama 4 hari di RSU Haji, Surabaya.
Menyaksikan abang Darrell di infus, kemudian ternyata jarumnya bikin tangannya bengkak, terus si suster gak sanggup nyari nadinya, dan ditusuk sana sini hingga hampir saja aku jambak susternya, hiks.

Setelahnya, aku jadi amat sangat parno terhadap kebersihan, padahal sebelum abang Darrell kena diare, aku juga sudah tidak mengecewakan dibilang lebay terhadap kehigienisan.
Setelah pulang dari opname di RS, abang Darrell belum serta merta bebas dari diare, berkali-kali ia kena diare lagi, dan semenjak dikala itulah BBnya turun drastis.
Kakak Darrell di RSU Haji tamat 2011

Makanya, sehabis si adik baby Adean lahir, aku jadi benar-benar menjaga, jangan hingga ia terkena diare menyerupai kakaknya.
Terlebih menjelang 7 bulan si bayi ini sudah jadi super aktif dan bahagia merangkak sana sini sambil bereksplorasi kemudian ditutup dengan memasukan tangan kotornya ke verbal hiks.

Syukur Alhamdulillah, berkat ASI Ekslusif, daya tahan si bayi jauh lebih baik ketimbang kakaknya yang minum sufor dan juga terlahir premature, hiks.
Dan meskipun berkali ia gak sengaja memasukan tangannya yang gres saja digunakan eksplorasi alias merangkak dan memegang apa saja yang ditemuinya, Alhamdulillah perutnya baik-baik saja.

Sampai kesudahannya di 3 ahad lalu.

Waktu itu, si bayi ikutan aku yang harus menghadiri event Festival Sahabat Generasi Maju di parkir timur Plaza Surabaya.
Pulangnya, kami memutuskan untuk naik Suroboyo Bus di halte jalan Panglima Sudirman Surabaya, sebab abang Darrell ingin banget mencicipi naik bus yang terlihat keren tersebut.
Baca : Bebas Keliling Surabaya Dengan Asyik Tanpa Toxic
Ternyata, di luar dugaan kami, bus nya penuh banget, kami terpaksa harus bangun di dalam bus, dan tentunya si bayi jadi cranky abis.
Alhamdulillah seorang ibu mau berbaik hati membagikan dingklik yang didudukin anaknya, dan kesudahannya aku sanggup duduk.
Sayangnya sehabis aku duduk, si bayi tetap cranky dan hanya membisu dikala memainkan roda strollernya yang dipegang papi dan bangun di samping daerah duduk saya.

Ketika dilarang, si bayi malah nangis jerit-jerit, dan demi kemashalatan kuping para penumpang, aku biarin saja deh si bayi sibuk mainin roda stroller yang kotor itu, hiks.

Dalam Suroboyo Bus yang penuh sesak
Dan entah sebab habis megang itu kemudian tangannya gak sengaja dimasukan ke mulut, keesokan harinya, ia jadi mencret sodara.
Sebenarnya, aku sudah agak familier dengan kondisi si bayi pup dengan feses encer, secara..
Sejak lahir hingga berusia 6 bulan, pup nya encer banget dan setiap hari pupnya berkali-kali.
Baca : Mengatasi Bayi Yang Sering BAB (Mencret) Sejak Newborn Hingga Berusia 6 Bulan
Namun sebab sudah usang gak pernah pup mencret menyerupai itu, aku jadi agak-agak parno.
Di hari pertama, si bayi pup sebanyak 4 kali dan setiap kali pup, ia sedikit kesakitan hingga nangis, awalnya sih fesesnya masih biasa, namun sehabis 2-3 kali, fesesnya jadi encer.
Namun sebab baunya masih biasa, aku masih sanggup tenang.

Hari kedua, ia pup sebanyak 8 kali, mulai deh aku deg-degan, si papi sudah heboh ngajak ke dokter, tapi aku masih enggan.
Karena sudah bertekad untuk selalu mengatasi sakitnya bayi dan anak dengan sebisa mungkin pakai GADDD.
Baca : Mengatasi Batuk Pilek Pada Bayi 3 Bulan Dengan GADDD
Di hari kedua, aku mulai was-was, oralit sudah mulai aku berikan, meskipun si bayi benar-benar ogah meminumnya, dan aku kebingungan gimana cara ngasih minumnya, sebab ia gak pernah minum di botol susu (dot), disuapin pakai sendok ia beneran GTM banget nget.

Alhamdulillahnya, si bayi masih mau makan dan minum ASI sesering mungkin, jadi aku hanya memantau popoknya saja, serta air matanya.
Alhamdulillah, popoknya masih berair sebab pipisnya yang masih normal.
Dan kalau nangis, air matanya yang seember itu masih banyak keluarnya hahaha.

Di hari kedua pula, aku meminta papi membeli pisang untuk dikasihkan ke si bayi dan Alhamdulillah si bayi doyan makannya.

Hari ketiga Alhamdulillah frekwensi BABnya berkurang, hanya sekitar 3 kali saja.
Dan hari ke 4 sudah normal lagi dengan frekwensi pup, sehari sekali.

Alhamdulillah, bersyukur banget kesudahannya si bayi lucu ini sanggup sembuh dan kami gak terburu-buru bawa ke dokter.

Dengan pengalaman tersebut aku ingin menyebarkan tips, mengatasi bayi yang diare :
  • Tetap beri ASI sesering mungkin.
  • Jaga biar bayi tidak hingga dehidrasi, ciri-ciri kehilangan cairan tubuh yang paling gampang kita ketahui ialah mengecek popoknya, apakah si bayi masih sering pipis atau jarang. Bisa juga mengecek dari air matanya, kalau biasanya nangis penuh air mata, dan kini gak ada air mata, maka waspadalah, itu ialah ciri-ciri kehilangan cairan tubuh pada bayi. Segera berikan oralit dan sebaiknya selalu sedia oralit di rumah.
  • Tetap berikan masakan sesering mungkin, namun sebisa mungkin kurangi sejenak masakan menyerupai sayur yang mengandung gas dan buah.
  • Jika memungkinan berikan buah pisang dan apel yang dihaluskan, kedua buah tersebut dipercaya mengandung pektin yang sanggup menciptakan feses atau tinja menjadi padat.
  • Segera ganti popoknya dikala bayi pup.
  • Sebisa mungkin membersihkan pantat bayi dengan air, bukan dengan tisue basah, sebab kalau keseringan pakai tisue sanggup bikin pantatnya ruam, menyerupai abang Darrell dulu .
  • Beri pakaian yang sedikit tertutup namun tetap nyaman, untuk meminimaliskan dampak masuk angin pada perutnya dan bikin makin mencret.
  •  Jaga kebersihan rumah, segera buang popok kotornya di daerah yang tertutup dan cuci hingga benar-benar bersih sehabis membersihkan pantat bayi.
  • Jika lebih dari 3 hari tidak ada perubahan dan bayi mulai membuktikan tanda-tanda kehilangan cairan tubuh segera hubungi dokter.
  • Sebisa mungkin jangan pribadi mendapatkan diberi resep antibiotik, periksakan terlebih dahulu kotoran/feses/tinja bayi ke lab untuk mengetahui apakah penyebab diare bayi ialah bakteri.
  • Pada dasarnya, diare pada bayi bakal sembuh dengan sendirinya, menyerupai batuk, diare pun semacam perlawanan badan terhadap kuman yang ada dan dikeluarkan melalui feses. Namun yang harus diwaspadai adalah, jangan hingga terjadi dehidrasi, sebab kehilangan cairan tubuh merupakan penyebab ajal pada bayi dan anak yang tidak mengecewakan tinggi.

Selain itu, mencegah bergotong-royong bakal jauh lebih baik daripada mengobati, oleh sebab itu sebijaknya kita para orang bau tanah benar-benar menjaga kebersihan bayi/anak dan lingkungan sekitarnya.
Khususnya untuk bayi yang sedang dalam usia masa eksplorasi dan oral, sebab giginya akan tumbuh, sehingga bayi suka banget memasukan tangan yang kotor.
Cara mencegah diare pada bayi ialah :
  1. Biarkan bayi bereksplorasi sesukanya, namun tetap dalam pengawasan, yang penting jaga biar bayi tidak memasukan tangannya yang kotor ke dalam mulut.
  2. Sering-sering mencuci tangan bayi. Saya sendiri, selalu mencuci tangannya setiap 15 -20 menit sekali pada air yang mengalir, selain mencegah bayi memasukan tangan kotor ke dalam mulut, pun membiasakan bayi untuk gemar cuci tangan.
  3. Tidak perlu mencuci tangan pakai cairan anti septik, cukup pakai air mengalir saja. Untuk mengantisipasi tangan bayi dari kuman dan bakteri, jangan malas untuk sering-sering membersihkan semua area rumah. Saya sendiri, semenjak si bayi suka merangkak, terpaksa menyempatkan diri untuk mengepel lantai dan membersihakan debu-debu yang melekat di mana saja yang sanggup menjadi arena eksplorasi si bayi.
  4. Jaga kebersihan rumah, peralatan makan dan juga makanannya. 
  5. Cuci tangan sebelum menggendong bayi.
Alhamdulillah, aku gak pernah berhenti bersyukur, sebab hingga dikala ini, usia si bayi sudah 10,5 bulan, tapi kami masih sanggup mengatasi problem kesehatannya dengan GADDD.

Btw, ada yang kepo gak sih, apa itu GADDD??

GADDD ialah GERAKAN ANTI DIKIT-DIKIT DOKTER , hahahaha.

Semoga bermanfaat :)

TPJ AV - 15 Agustus 2018

Love

REYNE RAEA