Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Anak Mencoret Dinding Rumah, Yay Or Nay?


Assalamu'alaikum :)

#RabuParenting

Menjadi orang bau tanah zaman kini itu rasanya kok lebih sulit ketimbang orang bau tanah zaman dulu ya, khususnya menjadi ibu.
Lihat saja, banyak ibu-ibu di zaman dulu punya anak dengan jumlah di atas 5 orang, bahkan ada yang diatas 10 orang.
Jaraknya pun dekat-dekat, menyerupai 2-3 tahun, bahkan ada yang 1 tahunan saja, kayak saya dengan abang yang berjarak usia 1 tahunan saja.

Dan dengan anak sebanyak itu, tampaknya kebanyakan para ibu menjalani hidupnya dengan baik, jarang banget yang depresi apalagi jadi gila, lol.

Zaman sekarang, sering terlihat, anak gres satu, ibunya sudah pengen ngibarin bendera putih, seakan ingin menyerah, cukup punya anak 1 saja.
Gak berpengaruh ngasuhnya hahaha.

Setelah saya pikir-pikir, ternyata media umum lah yang menjadi salah satu penyebab ibu-ibu jadi menyerupai itu.
Yup, media umum entah itu facebook, Instagram maupun twitter dan semacamnya, yang biasanya menciptakan para ibu lupa waktu, niat awal cuman intip WA, eh keterusan buka IG atau FB, lalu  keterusan scrolling beranda hingga lupa waktu.

Setidaknya itulah yang terjadi pada saya, muahahaha.

Btw, gegara media umum juga saya sanggup inspirasi menulis menyerupai judul ini, gara-garanya beberapa waktu kemudian ada yang update status menanyakan "kalau anak mencoret dinding rumah, apa yang bakal para ibu lakukan?".

Dan gak perlu nunggu waktu lama, status tersebut eksklusif diserbu ibu-ibu, saling berlomba dari yang berniat sharing, hingga (terkesan) pamer, muahahaha.

Ah keren deh taktik marketing si pemilik akun tersebut, emang sih beliau yakni seorang book adviser (sepertinyaaaa sih hehehe), yang jualan buku anak dengan harga yang tidak mengecewakan wow untuk kalangan menengah ke bawah plus kurang cinta buku.
Saya rasa, si empunya status, selalu diajarin cara copywriting menjual dengan baik, sehingga banyak yang tanpa sadar, masuk ke dalam taktik ybs, hihihi (bahasnya marketingggg mulu yak emak Rey ini!)

Oke, kembali ke problem marketing, eh salah, problem anak mencoret dinding. :D

Kebanyakan, para ibu-ibu yang komen, kira-kira sekitar 90 % deh menentukan tanggapan :
"Pastinya, dinding kotor bisa di cat kembali, tapi stimulasi motorik anak dan tumbuh kembangnya gak bisa diulang lagi, jadi biarkan beliau berkreasi sepuasnya"

Saya dong ikutan komen, kalau gak salah sih komen yang ke 10an gitu deh, menyerupai biasa, saya kan penganut parenting dengan tujuan ANAK TIDAK BOLEH MERUGIKAN ORANG LAIN!
Pastinya saya menjawab :
"Kalau saya gak dibolehin dong, saya bakal ajak beliau ambil kertas atau media apa saja yang beliau mau, kemudian ditempelin di dinding, gres deh bebas berkreasi"

Lalu, komentar berikutnya bisa ditebak, para emak memperlihatkan komentar di reply komentar saya dong, dengan goresan pena semi menyerang.
"Kalau saya gak problem anak coret-coret, acara coret-coret itu penting loh buat stimulasi motorik anak, berapa sih harga cat dibanding dengan periode emas mencar ilmu anak"
Ada juga :
"Perhitungan banget sih mbak, padahal minat anak itu gak boleh dibatasi"
Ing enggg...

Langsung saya set "Matikan notif komentar dari postingan ini"

Ya kan, daripada saya ngabisin energi buat berdebat dengan emak-emak garis keras, saya kan emak-emak garis lembut *ciihh , lol.

Selanjutnya, saya malas intip komen lainnya lagi, yang terang ketika intip terakhir, ternyata ada loh satu dua orang yang sepaham dengan saya.
Ah bahagia deh hahaha.

Untungnya, saya punya blog.
Daripada berdebat gak berujung di komentar status orang mending saya tulis di blog saya sendiri, lumayaaannn, bisa update 1 postingan tema parenting lagi, muahahaha.

Menurut saya, anak tidak boleh mencoret dinding rumah


Iya, saya juga paham, betapa pentingnya stimulasi di masa usia emas anak.
Demi tumbuh kembang yang optimal.
Dan saya juga sadar, betapa dulu saya kurang tanggap terhadap tumbuh kembang anak, sehingga anak pertama saya si abang Darrell, kurang maksimal dalam tumbuh kembangnya.
Baca : Dampak Nyata Dari Kehilangan Tahap Merangkak Pada Anak
Tapi, selain tumbuh kembangnya, anak juga butuh loh kesadaran semenjak dini bahwa ada hal yang boleh, ada yang gak boleh.

Saya bakalan melarang banget jikalau bawah umur saya mencoret dinding semoga :
  • Anak mencar ilmu paham bahwa dinding bukan daerah yang boleh dicoret sembarangan, semoga beliau tidak melaksanakan hal yang sama di dinding rumah orang
Saya selalu miris banget melihat bawah umur zaman now yang entah sebab orang tuanya selalu memperlihatkan kebebasan ketika di rumah, risikonya dimanapun mereka bebas berkreasi. Contoh, gak peduli daerah bawah umur suka mencoret dinding, bahkan dinding rumah orang atau daerah umum.
Gemesnya lagi, sudah anaknya merusak dinding orang, eh orang tuanya kalem-kalem saja. Bahkan ada yang kalau ditegur orang lain bakalan ngasih tanggapan sakti "aahhhh, namanya juga anak-anak" *sigh!
  • Anak mencar ilmu menghormati dan mengerti hal-hal yang bukan pada tempatnya. bahwa dinding boleh di coret, tapi ada dinding khusus yang boleh, bukan sembarang dinding. 
Dengan memperlihatkan media lain yang ditempel di dinding, anak akan mencar ilmu bahwa TIDAK BOLEH mencoret dinding itu, hanya boleh mencoret tempat-tempat tertentu, contohnya dengan dilapisi media lain.
Dengan begitu, gak bakal ada drama anak merugikan orang lain sebab mereka pikir semua dinding yakni daerah berkreasi sepuasnya.
  •  Anak mencar ilmu menghormati barang atau benda.
Iya sih, dinding itu bukan benda, tapi setidaknya anak mencar ilmu menghormati dinding yang bersih, tanpa coretan.

Intinya, melarang anak mencoret dinding bukanlah semata mematikan minat dan talenta anak, tapi mengajari mereka untuk lebih menghormati hal-hal yang bukan semestinya.

Mengenai minat bakatnya, damai saja.
Masih banyak media lain yang bisa dipakai kok.

Anak-anak kan masih kecil, mana mengerti mereka dengan media selain dinding?
Ih kata siapa? anak kecil itu jauh lebih cerdas dibanding kita orang dewasa, kemampuan mereka menyerap info jauh lebih cepat. Jadi, dengan sounding dan teladan yang benar, insha Allah mereka bakal ngerti semenjak dini, hal-hal yang boleh dan gak boleh.

Intinya, berdasarkan saya, apapun metode parenting ayah dan bunda terapkan ke anak, jangan lupa untuk mengajarkan semoga anak mengerti hal-hal yang bisa merugikan orang lain :)

Jadi, kalau teman-teman lainnya gimana?
Jika anaknya mencoret dinding rumah, apakah dibiarin, atau dilarang?

Share yuk

Sidoarjo, 14 November 2018

Wassalam

Reyne Raea