Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengalaman Mempunyai Anak Yang Gemar Membaca


Assalamu'alaikum :)

#RabuParenting


Semua ibu niscaya menginginkan anaknya gemar membaca, sayangnya gak semua ibu mau berjuang untuk itu.
Saya, yaitu salah satu ibu yang menginginkan hal tersebut, dan Alhamdulillah sangat beruntung sebab tidak perlu berjuang terlalu sulit untuk menciptakan anak gemar membaca.
Karena...
Saya juga gemar membaca, lah apa hubungannya, Rey? hehehe

Kakak Darrell, almost 8 tahun, sudah membuktikan gejala gemar membaca semenjak usia 5 tahun (telat ya?, ketauan emaknya malas ngajak membaca, lol).
Iya sih, sewaktu abang masih kecil, saya termasuk ibu yang jarang mengenalkan gemar membaca pada si kakak.
Baca juga : Ketika Darrell Mencintai Masjid
Gimana si abang mau gemar membaca? orang emaknya jarang beliin buku yang lucu-lucu dengan gambarnya yang berwarna kayak yang booming sekarang, sayang duitnya (jangan dicontoh ya!, lol).

Nantilah si abang usia 5 tahunan, ketika ia sudah berilmu membaca, gres pelan-pelan saya mengajaknya ke toko buku.
Bukan..
Jangan bayangin di sana maminya ngajak si abang di formasi buku-buku yang lucu dengan warna warni menggemaskan, niscaya enggaklah, maminya malah sibuk mengelilingi formasi buku psikolog, nyari buku menarik wacana pengembangan diri hahaha.

Jadinya, si abang gak minta dibeliin buku, adanya ia minta dibeliin mainan yang dipajang di toko buku tersebut, dan ditolak dengan tepat oleh maminya.

Pertama kali ia suka mengoleksi buku yaitu ketika saya membolehkan ia menentukan buku yang murah-murah di supermarket kayak Giant, biasanya ada buku komik 10ribuan.
(Ya ampun, separah itu ya saya jadi emak, lol)
Membaca everytime, buku apapun dibaca

Sejak ketika itu ia mulai mengoleksi komik serial yang sesungguhnya gak populer sih :D
Dan Alhamdulillah, saya gak perlu sibuk memaksa ia untuk gemar membaca semua buku tersebut, saya malah sibuk memaksa ia berhenti baca buku, sebab jikalau si abang sudah mulai pegang buku bacaannya, dijamin persiiiissss kayak emaknya, LUPA DIRI!
Dia bakalan betah baca hingga habis gres mau menghiraukan dunia sekitarnya, dipanggil-panggil gak jawab, nanti dimarahin gres mau noleh, itupun dengan cemberut.

Saya ibarat melihat flashback video masa kecil saya, sebab ibarat itulah saya di masa kecil, hahaha.

Bagaimana cara biar anak gemar membaca?


Sejujurnya, saya gak punya tips khusus untuk dapat dibagikan biar anak gemar membaca, sebab si abang sudah gemar membaca dari sononya, mungkin menurun dari sifat maminya yang rakus akan bacaan (dulunya).
Plus juga si abang punya sifat kepo maksimal, gak cuman buku, hape atau lainnya pun ia kepo banget.
Baca juga : Memakaikan Pakaian Lengkap Dan Tertutup Ke Anak, Yay or Nay?
Meskipun demikian, saya rasa si abang tidak serta merta gemar membaca kalau, saya tidak pernah menawarkan acara membaca buku di hadapannya.

Walau kini sudah jarang, saya masih menyukai membaca buku, yang bikin gak suka yaitu waktunya yang kurang, hiks.

Dan, meski si abang dapat tumbuh jadi anak yang gemar membaca, bukan berarti saya menerapkan hal yang sama pada si adik bayi, berharap ia juga gemar membaca kayak kakaknya yang niru maminya.

Saya ikhtiar menerapkan beberapa cara pada si bayi, yang jujur hal tersebut dulunya gak pernah saya lakukan ke si kakak.

1. Memperkenalkannya pada buku semenjak dini.

Berbeda dengan abang Darrell yang baru-baru saja mengenal buku ketika ia berilmu membaca, si adik baby Adean sudah saya kenalkan buku semenjak masih bayi.
Well, sesungguhnya gak disengaja beliin buku juga sih, hanya sebab ada stock buku kakaknya, terus ketika si abang beli buku (kami jatahkan sebulan sekali beli buku dengan biaya maksimal 100ribu), si adikpun ikut dibeliin, meskipun maminya gak mau rugi, jadi carinya yang manis tapi diskon hahaha.

Bermain sambil membaca

Buku-buku tersebut saya letakan bersamaan dengan mainannya di dalam kotak, dan kesudahannya ketika ia mengambil mainan dalam kotak, buku-buku tersebutpun ikut menarik hatinya.

2. Mengajaknya membaca bersama.

Sebenarnya yang lebih suka mengajak si adik membaca yaitu kakaknya, jikalau maminya mah kadang kala saja, lol.
Ikut abang membaca

Karena sering membaca bersama, si adik jadi sering menggandakan acara tersebut meskipun sendirian, ia bakalan berakting ibarat membaca buku.

3. Membaca buku di sampingnya.

Anak yaitu peniru ulung, demikian pula si bayi.
Dia selalu mau tahu dan menggandakan apa yang saya lakukan.
Maminya ngetik di laptop ia ikutan duduk di samping saya dan sibuk mukul-mukul laptop.
Baca juga : Paperless Di Sekolah Dasar, Tanggung Jawab dan Kebijakan Penggunaan Gadget Pada Anak
Maminya mencet-mencet hape, eh ia ambil hape kakaknya kemudian di pukul-pukul hahaha.
Sebagai emak yang banyak nalar saya memakai momen tersebut biar si adik menggandakan hal-hal yang baik, salah satunya dengan membaca di sampingnya.

4. Mengajaknya ke toko buku dan membiarkannya memegang banyak buku.

Mengapa ke toko buku bukan ke perpustakaan saja? tentu saja demi kemaslahatan pendengaran orang di perpustakaan, mengajak bayi ke perpustakaan itu sama saja mengundang di pelototin orang banyak, sebab seolah bermain petak umpet di perpustakaan hahaha.
Permisiiii, ini bayi siapa ya? :D

Dengan maksud menemani si abang ke toko buku, si adikpun saya biarkan memegang banyak buku di sana. Untuk hal ini, sebisa mungkin awasi biar bayi gak memasukan tangannya ke ekspresi selagi memegang banyak buku. Karena buku-buku di daerah ramai itu sarangnya kuman.

Dengan begitu, anak bakal familier dengan buku, dan jangan lupa mengajarkan bahwa tidak semua buku dapat dibawa pulang atau dibeli. Ada jatah tersendiri setiap bulannya, dengan begitu hingga kapanpun gak ada drama ketika diajak ke toko buku.

5. Mengurangi gadget

Kalau ini sesungguhnya gak masuk poin utama di hal yang saya lakukan demi anak gemar membaca, sebab tanpa alasan gemar membaca pun, bawah umur saya dibatasi pemakaian gadget-nya.
Misalnya si abang yang hanya dapat pegang gadget (untuk main) ketika weekend saja.
Maksudnya sih biar matanya gak rusak, plus dapat fokus gak kepikiran gadget mulu.

Tapi ternyata, hal tersebut malah bikin anak jadi cinta buku (karena gak ada hal yang dapat dilakukan)

Membaca, membuka jendela dunia


Satu hal dari banyak hal yang selalu saya syukuri dalam kehidupan ini adalah, wacana hobi saya membaca di masa kecil.
Karena hobi tersebut, saya dapat jadi ibarat sekarang.

Lah emang kini kau udah sukses, Rey?

Alhamdulillah, sukses terus berguru jadi ibu yang sabar dan baik untuk 2 lelaki kecil saya dan 1 lelaki besar :D

I mean, saya yang kini dapat hidup jauh dari orang renta dan keluarga, dapat membaur meskipun awalnya gak ada seseorang yang di kenal, dapat tau ini itu secara mandiri, tanpa selalu bertanya ke orang lain.

Semuanya hanya sebab saya suka membaca semenjak kecil.
Kaprikornus apa-apa lebih mengandalkan membaca, apalagi zaman kini sudah ada gadget dan google, jadi dikit-dikit tinggal buka gadget terus nanya google.

Meskipun demikian, masih banyak loh orang yang lebih suka nanya ketimbang cari tau sendiri.
Mungkin sebab gak suka baca.
Baca juga : Dampak Nyata Dari Kehilangan Tahap Merangkak Pada Anak
Membaca, menciptakan kita dapat membuka jendela dunia.
Dengan membaca, kita dapat menembus ruang dan waktu.
Tak perlu menunggu waktu yang tepat untuk mengetahui cuilan bumi lainnya, dengan membaca kita dapat seolah berada di sana.
Membaca juga dapat memangkas rasa sombong kita, sebab semakin banyak membaca, kita akan semakin sadar bahwa dunia dan isinya ini begitu luas, dan sesungguhnya kita gak ada apa-apanya, jadi buat apa sombong?

Jadiii...
Sudahkah mencontohkan gemar membaca bagi anak kita?

Semoga bermanfaat


Sidoarjo, 26 September 2018

Wassalam

Reyne Raea