Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tips Irit Belanja Popok Bayi Ala Rey


Tips Hemat Belanja Popok Bayi


Assalamu'alaikum :)

#RabuParenting

Punya bayi itu, berarti bakalan berteman dengan popok.
Well, meskipun saya masih saja berteman dengan popok sekali pakai atau yang biasa disebut pospak, karenaaaa.. sudah niscaya dengan alasan praktis.

Belum sanggup bayangin (bahkan dibayangkan aja) kalau harus menggunakan popok yang harus dicuci, sementara untuk kini saja saya hampir mengalah dalam mengurus bayi dan si sulung yang duduk di kelas 2 SD *curcol :D

Ngomongin popok bayi, saya jadi teringat akan promo Shopee bulan ini.
Hah? apa hubungannya?
Karena ada dongeng menarik yang saya alami semenjak si bayi masih newborn.

Makara gini, waktu saya Alhamdulillah dikasih kesempatan hamil lagi, saya udah bertekad untuk memperlihatkan ASI Ekslusif pada si bayi nanti.
Alasannya, selain lebih sehat, simpel dan memang itu hak bayi, pun juga lebih saving money (menurut orang-orang).

Dan sesudah si bayi lahir, meskipun penuh drama menyusui, Alhamdulillah saya balasannya sanggup memperlihatkan ASI Ekslusif dengan penuh takjub kepada si bayi.
Bahkan, keluarga saya juga ikutan takjub, ternyata saya sanggup juga hanya mengandalkan ASI ketika bayi berusia 0-6 bulan, sedangkan sebelumnya saya lebih mengandalkan susu formula dengan banyak sekali alasan.
"Wow, kasih ASI ekslusif? lebih hemat dong" kata seorang keluarga.
Dan kata-kata tersebut bukan hanya sekali dua kali, bahkan hampir setiap ketemu orang, rata-rata berkata ibarat itu.

Kenyataannya?

Kalau dulu saya hanya asal membaca tanpa memahami, perihal hal kalau setiap anak yang lahir membawa rezekinya masing-masing, sesudah anak kedua lahir gres saya mengerti apa maksud kalimat tersebut.

Karena pada kenyataannya, memperlihatkan ASI Ekslusif  pada bayi bukan berarti biar lebih irit, tapi alasannya yakni memang ASI yakni hak setiap bayi, dan mengenai hemat atau hemat tersebut, kembali lagi ke referensi dan gaya hidup masing-masing.

Buktinya? Iya sih si bayi minum ASI, gak perlu mengeluarkan uang lebih buat beli susu formula yang memang harganya lumayan, tapiiiii... pengeluaran di post lainnya jadi bengkak, salah satunya alasannya yakni saya butuh asupan kudapan lebih, untuk mengobati rasa lapar yang jadi lebih sering lapar semenjak menyusui, beli booster ASI hingga..... keperluan membeli popok si bayi.

Kebutuhan Popok bayi Sekali Pakai Meningkat


Siapa nyana? biaya susu formula ditiadakan alasannya yakni full ASI, eh malah berpindah ke biaya popok sekali pakai, dikarenakan pencernaan si bayi agak bermasalah semenjak lahir sampai berusia 6 bulan yang mengakibatkan dia BAB berkali-kali setiap harinya dan harus berganti popok sampai 10 kali bahkan setiap harinya. Itu berarti si bayi butuh popok sekitar minimal 10 buah perhari dan untuk sebulan butuh minimal 300 buah popok.

Terbayang kan, betapa banyak kebutuhan popok sekali pakai yang diperlukan si bayi, udah gitu alasannya yakni newborn dan kulitnya sedikit bermasalah, alhasil saya harus memakaikan popok sekali pakai jenis premium yang harganya sudah niscaya di atas popok ekonomis.

Saking banyaknya kebutuhan popok yang harus disiapkan, beberapa orang menyarankan untuk menggunakan popok clodi atau popok yang sanggup dicuci, yang eksklusif dijawab oleh mata terbelalak saya.
"Pakai clodi? terus yang nyuci clodinya siapa?"
Aneh-aneh saja permintaan orang-orang, bagaimana sanggup saya harus pakai popok clodi? sedang kondisi saya gres saja melahirkan secara sesar, dan harus mengurusi anak bayi seorang diri, plus ketambahan urus si sulung yang sudah duduk di kelas 2 SD pula.
Bahkan, untuk mencuci baju si bayi yang harus saya lakukan secara manual alasannya yakni takut rusak masuk mesin cuci, sudah tidak mengecewakan bikin luka bekas sesar nyeri dan hati terasa murung juga alasannya yakni nyaris gak ada waktu istrahat.

Selain clodi, mertua juga ikut menambahkan tingkat kesensitifan saya, alasannya yakni ia menyarankan saya pakai popok kain saja, memang sih sebelum si bayi lahir, saya sudah mencuci banyaaaaaaakkk banget popok kain milik si sulung beserta milik para keponakan lainnya.
Popok tersebut benar-benar banyak, sampai memenuhi lemari.
Namun ternyata sesudah si bayi lahir, saya sungguh enggan memakaikan si bayi popok kain, alasannya yakni intesitas BABnya yang sungguh melatih kesabaran, bahkan dengan menggunakan pospak sekalipun. *sigh.

Dan Alhamdulillah suami sangat mengerti, ia sama sekali tidak pernah terlihat mengeluh meskipun setiap ahad harus bolak balik beli popok segambreng.

Menekan Biaya Pengeluaran Popok Bayi


Yang namanya ibu-ibu, selalu punya seribu satu cara untuk menekan biaya pengeluaran. Untuk saya, dalam hal ini yakni biaya pengeluaran popok.

Setelah melewati masa sebulan yang mana alasannya yakni kondisi saya belum pulih banget, bekas sesar di perut masih saja terasa sedikit nyeri, sehingga saya gak sanggup ke mana-mana, terlebih berpetualangan mencari popok yang murah.

Murah di sini maksudnya, untuk jenis popok yang sama dengan sebelumnya namun harganya lebih murah.
Akhirnya, di bulan kedua saya memaksakan diri terjun eksklusif demi memperbaiki kondisi keuangan yang tidak mengecewakan kacau alasannya yakni si pak suami yang belanja keperluan bulanan termasuk popok.
Di mana-mana ganti popok

Dan begini cara saya menekan biaya pengeluaran popok yang tidak mengecewakan fantastis, setidaknya buat kami :
  • Berburu promo diskon popok bayi di minimarket atau supermarket. Biasanya, setiap weekend ada promo weekend di banyak sekali minimarket dan supermarket, maka setiap hari Jumat, saya selalu setia mantengin gosip di media umum supermarket atau minimarket demi mencari promo diskon popok bayi, sesudah dapat, maka keesokan harinya sanggup segera di eksekusi dengan tiba eksklusif ke tempatnya. Kekurangannya sih, kadang barangnya habis, sampai kedatangan kami hanyalah sia-sia. Atau... jadinya lebih boros alasannya yakni niatnya cuman beli popok, eh isi trolinya bermacam-macam hahaha.

  • Mengunjungi toko bayi yang menjual popok murah. Cara ini gotong royong terbilang kuno, alasannya yakni saya pakai semenjak punya anak pertama mulai tahun 2010 lalu. Jadi, di Surabaya ada sebuah toko bayi yang menjual popok maupun susu formula dengan harga 'miring', sayangnya, toko tersebut tidak mengecewakan jauh dari kawasan tinggal kami, serta kondisi tokonya kurang nyaman alasannya yakni tidak tersedia AC di dalamnya. Alhasil, si bayi rewel banget kalau diajak belanja popok di situ.
  • Pantengin promo Shopee bulan ini, kemudian hanya bermodalkan klak klik, popok yang saya idamkan tiba sendiri deh ke rumah, eh maksudnya dianterin kurir sih hahaha. Cara ini jauh lebih efektif di banding 2 cara sebelumnya, alasannya yakni pastinya selain sanggup popok bayi dengan harga lebih murah, pun juga lebih hemat waktu dan tenaga.
Karena promo-promo yang menarik hati itulah yang bikin saya sanggup hemat belanja popok bayi yang keperluannya di atas rata-rata bayi pada umumnya.

Alhamdulillah, ketika ini intesitas BAB si bayi sudah normal, sehingga kebutuhan popok sekali pakai sudah tidak seekstrim sebelumnya.

Dan dari pengalaman itulah saya tau makna gotong royong kalau "tiap anak lahir membawa rezekinya sendiri-sendiri".
Karena untuk bawah umur saya, si abang rezekinya (uang) dibelikan susu formula, sedang si adik, meskipun sanggup saving pengeluaran susu formula, ternyata pengeluaran lain tidak sanggup dihindari yaitu popok bayi sekali pakai.

Kalau teman-teman, punya tips lainnya untuk menghemat pengeluaran bayi? contohnya keperluan popok atau lainnya?
Share di komen yuk :)

Sidoarjo, 31 Oktober 2018

Wassalam

Reyne Raea