Membuat Aplikasi Android Serasa Native Di Unity Memakai Materialui
Mungkin artikel aku kali ini lebih cocok ditujukan bagi kalian game developer yang sudah biasa memakai tool Unity untuk menciptakan game namun ingin menciptakan aplikasi native Android tanpa ingin berguru lagi alias memanfaatkan skill yang sudah ada.
Artikel ini aku tulis alasannya yakni aku kebetulan aku mendapat pekerjaan menciptakan sebuah aplikasi Android namun skill Android programming aku masih pas-pasan alias butuh berguru lagi. Karena tuntutan waktu akibatnya aku mencoba browsing wacana menciptakan aplikasi memakai Unity. Pencarian aku berujung di sebuah plugin unity MaterialUI yang sanggup diunduh di asset store https://www.assetstore.unity3d.com/en/#!/content/51870 dengan harga $50.00. Setelah melihat-lihat review akibatnya aku putuskan memakai MaterialUI sebagai framework aplikasi saya.
Plugin MaterialUI ini cukup lengkap, terdiri dari banyak sekali komponen dasar UI dengan desain Material ibarat pada gambar di bawah ini
Semua komponen berbasis UnityUI atau sebagai child dari Canvas, jadi lebih integrate dengan UI bawaan Unity. Berikut ini beberapa pola UI yang disediakan oleh MaterialUI
Material button, banyak sekali jenis button dengan template Material, lengkap dengan animasi saat di klik.
Material Button |
Checkbox yang tersedia dengan template disable, enable, dan colored
Checkbox |
Ada juga element slider
MaterialUI Unity slider |
Tidak ketinggalan switch
MaterialUI Switch |
Dan yang paling penting yakni inputfield, dimana inputfield ini bener-bener ibarat sama aslinya lengkap dengan animasinya
MaterialUI Inputfield |
Yang paling keren dari MaterialUI ini yakni date dan time picker
MaterialUI Time Picker |
MaterialUI Date Picker |
Selain UI diatas masih banyak banyak sekali element yang ada pada MaterialUI yang sanggup dibilang sudah cukup lengkap ibarat Dialog manager, Toast manager, banyak sekali icon dsb. Mungkin gambar di bawah sanggup mendeskripsikan apa saja yang ada dalam plugin MaterialUI ini.
MaterialUI sample scenes |
Salah satu kekurangan dari MaterialUI ini yakni tidak adanya sistem ibarat activity, jadi kita harus menciptakan sendiri secara manual mulai proses load activity, animasi transisi dsb.
Issue terbesar dari MaterialUI (mungkin issue classic Unity UI) yakni pada performance. Lambatnya performance tidak terlalu terasa bila hanya sekedar klik-klik di satu scene atau satu Activity. Tapi begitu Activity gres di load dan animasi transisi di jalankan gres kerasa performance jatuh, terutama bila di dalam UI terdapat banyak Text.
Akhirnya kesimpulannya yakni tergantung bagaimana kebutuhan Anda. Jika memang aplikasi yang dibentuk yakni aplikasi simple yang hanya terdiri dari beberapa scene activity dimana flow aplikasi tidak terlalu sering gonta-ganti activity maka MaterialUI cocok dipakai daripada upgrade skill anda dengan berguru Android native programming. Tapi bila Anda menciptakan aplikasi yang cukup komplek dengan banyak sekali macam Activity dan banyak sekali macam custom UI maka tampaknya MaterialUI ini kurang cocok alasannya yakni seiring aplikasi bertambah komplek performance juga bertambah jatuh.
Mungkin sekian dari saya, bila ada kekurangan mohon maaf. Tetap semangat dan terus berkarya ^_^
Sumber http://duniadigit.blogspot.com/