Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Wasiat Berharga Untuk Kita Para Guru

Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid, baik secara individual maupun klasikal, baik di sekolah maupun luar sekolah”. Ini berarti bahwa seorang guru, minimal harus mempunyai dasar-dasar kompetensi sebagai wewenang dan kemampuan dalam menjalankan tugas. Berdasarkan uraian di atas, dapatlah dipahami bahwa kompetensi guru merupakan suatu kemampuan yang mutlak dimiliki oleh seorang guru, baik dari segi pengetahuan, keterampilan dan kemampuan serta tanggung jawab terhadap murid-murid yang di asuhnya,sehingga tugasnya sebagai seorang pendidik sanggup terealisasi dengan baik.

Definisi Guru berdasarkan Noor Jamaluddin (1978: 1) -Guru adalah pendidik, yaitu orang cukup umur yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau tunjangan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya supaya mencapai kedewasaannya, bisa berdiri sendiri sanggup melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah khalifah di muka bumi, sebagai makhluk sosial dan individu yang sanggup berdiri sendiri.

Definisi Guru menurut Peraturan Pemerintah - Guru adalah jabatan fungsional, yaitu kedudukan yang menawarkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seorang PNS dalam suatu organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan keahlian atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri.

Definisi Guru berdasarkan Keputusan Men.Pan - Guru adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, wewenang dan tanggung jawab oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pendidikan di sekolah.

Definisi Guru berdasarkan Undang-undang No. 14 tahun 2005  - Guru adalah pendidik profesional dengan kiprah utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi akseptor didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.(http://definisimu.blogspot.com)

WASIAT BERHARGA UNTUK KITA PARA GURU
1. Hendaknya KITA tidak mengambil cuti sakit saat KITA tidak sakit sehingga tidak menggabungkan dua maksiat : kebohongan dan makan harta haram. Sesungguhnya pemotongan honor dilandasi taqwa dan takut kepada Allah itu lebih baik dan lebih kekal.

2. Terimalah murid-murid KITA dengan segala kesalahan mereka karena mereka bukan malaikat, bukan pula syaitan. Tidak ada alasan untuk lari dari meluruskan kesalahan-kesalahan itu karena KITA adalah murabbi (pendidik) dan ini yang dibutuhkan dari KITA.

3. Tunjukkan rasa hormat KITA kepada murid yang ada di hadapan KITA dengan cara menerangkan keutamaan mereka sebagai penuntut ilmu. Hal ini akan mendekatkan jarak KITA dalam menuju hati mereka.

4. Ingatlah bahwa banyak di antara orang-orang besar menjadi besar karena satu kata dari seorang guru yang melejitkan mereka dan memantik cita2 mereka sampai menggapai puncak.

5. Perbagus cara interaksi KITA dengan para murid. Berapa banyak guru yang mendapat do'a dari murid sesudah bertahun-tahun terlewati, atau sesudah berada di liang kubur.

6. Semua mata pelajaran sanggup dikaitkan dengan ajaran-ajaran Islam. Tinggal bagaimana KITA mencari media yang tepat.

7. Setiap menit keterlambatan KITA dalam memulai pelajaran atau keluar sebelum waktu akibat ialah hak murid, ia akan mengambilnya pada hari penghitungan amal.
8. Berapa banyak guru yang menjadi alasannya ialah lurusnya arah berpikir kaum muda sehingga ia mendapat do'a-do'a nrimo dan kebaikan yang mengalir. Ya Allah, tambahkan dan berkahi setiap guru yang kuat, bertanggung jawab, dan senantiasa berbuat baik.

9. Di depan KITA ada generasi. Bangkitkan jiwa mereka, ajarkan cinta kepada ilmu, dan bangunkan semangat. Barangkali satu kata dari KITA sanggup memperabukan spirit dalam hatinya dan menjadi kebaikan untuk ummat.

10. Rasa takut murid KITA terhadap KITA bukanlah menunjukan keberhasilan dan keterampilan KITA dalam menegakkan kedisiplinan. Itu hanya menunjukan bahwa KITA gagal dalam memerankan pendidikan. Pendidikan itu membawa ketegasan dan kasih sayang bukan dengan menakut-nakuti.

11. Syekh Utsaimin rahimahulloh membedakan antara pulpen inventaris kantor dan pulpen eksklusif karena takut makan barang haram. Lantas bagaimana dengan orang yang menghalalkan sesuatu yang lebih berharga daripada tinta? Yaitu waktu!

12. Ingatlah bahwa KITA mempunyai anak yang diajar oleh guru-guru ibarat KITA. Maka berbuat sepakat kepada anak insan pasti Allah akan menyiapkan bagi anak KITA guru-guru yang akan berbuat baik kepada mereka. "Balasan sesuai dengan amal perbuatan."

13. Ikhlaskan niat utk Allah. Karena bahwasanya KITA sedang melaksanakan kiprah para Nabi. Dan bila KITA mengharap pahala dalam pekerjaan KITA, maka setiap jam pada siang hari KITA dalam timbangan kebaikan KITA.

Semoga jadi nasehat buat kita para pejuang Pendidikan... @untukdiriku....@coposbowokriswanto

Oleh Nenny S Masui (FB)