Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

My Jannah Trip, Balasan Dari Harapan Terakhir Sang Ibu



Assalamu’alaikum

Beberapa hari lalu, saya menghubungi teman saya sewaktu bekerja kantoran dulu.

Maksudnya sih, pengen nanya-nanya, mungkin saja si teman saya tersebut punya kenalan yang mau bantuin saya di rumah, alasannya saya memang terpikirkan ingin menghire seorang ART, yang bisa membantu saya di siang hari saja.
Ternyata, niat awal hanya ingin menanyakan hal tersebut, malah jadi ajang curhat-curhat bergembira dari si teman tersebut.
Dan saya yang memang gak enakan untuk menolak, jadi gak bisa memutus curhatannya, terlebih si teman curhat mengenai ibunya.

Teman saya tersebut , sebut saja Bunga, curhat, katanya ibunya lagi sakit, dan dia duka banget alasannya hingga kini belum bisa mewujudkan cita-cita ibunya, yaitu pengen ke tanah suci.

Saya hanya melamun mendengarkan curhatannya, bukannya malas menanggapi, namun juga jadi teringat oleh mama saya yang punya cita-cita yang sama, ingin naik haji malah, tapi apa daya naik haji zaman kini sungguh menyedihkan antriannya. 

Sebagai anak, saya hanya bisa mendoakan supaya Allah memperlihatkan kesempatan pada mama untuk bisa mewujudkan impiannya selagi masih kuat, aamiin.

 Aku pengen daftarin ibuku ikut umroh, mbak Rey” kata Bunga.

Bukannya ibumu pengen haji, Nga?” timpal saya.

Ya gimana mau haji? Orang antriannya mengerikan gitu” kata Bunga lagi
Ilustrasi film, source here

Saya terdiam, teringat kembali mama saya, sesungguhnya saya pun duka alasannya takut mama gak kebagian antrian hingga lama, mengingat sekarangpun ia mulai sering sakit-sakitan.

Ya sudah, coba saja daftarin umroh, kan banyak sekarang, nanti bisa ibumu bisa dirayu pelan-pelan biar sementara umroh saja dulu” ajakan saya.

Itu dia mbak Rey, duitnya belum cukup, sudah berkali-kali nabung buat rencana umroh, eh selalu kepakai untuk kebutuhan mendadak” keluh Bunga.

Saya hanya bisa terdiam, bagaimanapun keluhan Bunga hampir sama dengan yang saya alami, saya ingin sekali mama berangkat umroh dulu, alasannya sama dengan ibu si Bunga, cita-cita terakhir mama ialah mengunjungi baitullah di tanah suci.

Sayangnya, biaya umroh juga tidak sedikit, paling tidak untuk kami dengan kelas ekonomi menengah ke bawah ini. Mama saya sendiri Alhamdulillah bukan penikmat Sandwich Generation, ia bersama bapak hidup dari pensiunan PNS yang mana masalahnya sama juga dengan ibu si Bunga.
Berkali nabung untuk umroh, eh ujung-ujungnya kepakai lagi.

Percakapan kami putus hingga di situ, hanya bisa saya kasih semangat, supaya teman saya tetap semangat berdoa, insha Allah, bila Allah sudah menghendaki, ibunya akan segera berada di tanah suci.

Karena menyerupai itulah yang bisa saya lakukan ke mama saya selama ini, mendoakan supaya Allah memperlihatkan kesempatan supaya ia bisa ke tanah suci, entah melalui umroh atau haji, aamiin.

Setelah itu, entah semesta menjawab doa kami, seorang anak yang ingin membahagiakan ibu/mamanya, namun belum punya kekuatan ekonomi lebih untuk mewujudkannya.
Apalah artinya menabung untuk umroh mama, sedang saya hanyalah seorang ibu rumah tangga, yang gak punya honor bulanan. Bahkan untuk memberangkatkan orang renta melalui paket umroh murah pun, masih belum bisa terlaksana. Selain itu, umroh murah amat sangat beresiko menyerupai yang banyak terjadi di zaman sekarang.

Demikian pula Bunga, meskipun dia masih bekerja kantoran, tapi Bunga juga punya keluarga sendiri yang harus diutamakan, terlebih ibunya hanya hidup dari mengandalkan hasil jualan masakan setiap hari, bahkan setiap bulan Bunga masih menyisikan uangnya untuk keperluan ibunya yang mulai sakit-sakitan tersebut.

Beberapa hari kemudian, dikala saya sedang asyik melihat-lihat timeline instagram, tiba-tiba menemukan hashtag dengan goresan pena #SemuaBisaUmroh.
Karena penasaran, saya membuka akun tersebut @myjannahtrip dan membaca-baca ketentuan di sana, kemudian tiba-tiba saya merasa, kalau ini ialah tanggapan dari keluhan Bunga kemarin.

Bagaimana tidak?

Ada kegiatan umroh hanya dengan DP ringan 5 juta saja, sudah bisa berangkat umroh.
Sisanya bisa dicicil sehabis pulang, alias umrohnya ngutang dulu.

Dapat informasi yang terasa gampang gitu, alarm curiga saya berdentang kencang, terlebih zaman kini banyak banget duduk masalah umroh yang tersandung duduk masalah hukum. Seperti yang beberapa waktu kemudian yang viral itu.

Karena penasaran, saya memberanikan diri menghubungi kontak yang tertera di akun Instagramnya, melalui whatsapp dengan nomor 083877557988, ingin menanyakan memang bisa gitu umroh tapi ngutang dulu?

Dan disambut dengan ramah oleh adminnya.

Sang admin menjelaskan bahwa insha Allah kegiatan umroh My Jannah terpercaya, alasannya :

  • Pembiayaannya kondusif dan resmi di bawah PENGAWASAN OJK (Otoritas jasa keuangan). 
  • DP ringan dan terjangkau oleh banyak golongan masyarakat, hanya 5 juta saja, sudah bisa berangkat umroh, sisanya dilunasi secara sedikit demi sedikit sehabis pulang umroh, dengan cicilan mulai 800ribuan, dengan waktu maksimal 2 tahun. Terjangkau banget ya, anggap saja cicil motor. 
  • Syaratnya pun mudah, hanya dengan menyerahkan DP dan berkas pembiayaan menyerupai KTP, KK, NPWP dan slip honor atau buku tabungan.
  • Keberangkatan setiap bulan, (mulai 17 November 2018, 17 Desember 2018, 08 Januari 2019, 07 Februari 2019 dan seterusnya).

Menarik ya, solusi banget buat orang-orang yang ingin banget umroh ke tanah suci, tapi terkendala biaya. 
Menabung sih terdengar memungkinkan, sayangnya kebanyakan yang terjadi, gres saja kekumpul dikit, eh adaaa saja kebutuhan yang bikin tabungan tersebut keambil.
Sedang dengan sistem cicil, mau gak mau kita mengutamakan kewajiban cicilan terlebih dahulu.

Tanpa menunggu lama, saya menghubungi Bunga, dan menyerupai biasa, dia gak pribadi percaya dan malah bertanya,

Mbak, emangnya boleh umroh pakai ngutang?”
Harusnya sih boleh, mana mungkin orang bikin kegiatan umroh kalau gak tau landasannya” jawab saya

Dan ternyata benar adanya, sesuai fatwa MUI no. 29 tahun 2002 bahwa diperbolehkan mencicil biaya Umroh dengan syarat sumber hutangnya ialah halal daaaann, yang mencicil MAMPU melunasi sesuai dengan waktu yang ditentukan.

Selain itu, sesuai kaidah Fikih pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.

Saya rasa, duduk masalah yang dialami Bunga dan juga saya, merupakan duduk masalah lebih banyak didominasi di zaman sekarang.
Jangankan orang renta yang sudah sepuh, bahkan kita-kita dalam usia produktif gini ingin banget bisa diberi kesempatan oleh Allah mengunjungi Baitullah.

Terlebih orang tua, yang mungkin sudah melewati hidup lebih dari setengah abad, mengabdikan dirinya untuk anak dan keluarganya.
Sekarang, sehabis anak-anaknya mandiri, ingin rasanya para orang renta mewujudkan cita-cita mereka yang mungkin saja bisa jadi cita-cita terakhir semasa masih diberi kesempatan di dunia ini.

Meskipun, Allah tahu seandainya hingga dikala ini orang renta kita belum bisa ke Baitullah alasannya memang belum mampu, namun keinginan atau cita-cita orang renta yang sudah sepuh kadang bikin kita sebagai anak jadi duka banget mengingatnya.

Jika ada yang ingin banget mewujudkan cita-cita seseorang, entah itu orang tua, keluarga atau malah diri sendiri, tapi terkendala duduk masalah biaya, atau bahkan stress berat alasannya pernah menajdi korban dari travel lain yang tak kunjung diberangkatkan meski sudah bayar biaya hingga lunas.


-
وَأَتِمُّوا الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ لِلَّهِ

Dan sempurnakanlah Ibadah Haji dan Umrah alasannya Allah SWT... (QS. Al Baqarah 196)

Insha Allah.


Wassalam,