Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Blogger, Profesi Atau Pelepas Lelah (?)


Assalamu'alaikum :)

#TuesdayTechno

"Rey,  jangan terlalu ngoyo, santai saja, ngeblog se ada waktunya saja"
Demikian kata beberapa sahabat, ketika saya menjelaskan bahwa saya juga sama dengan yang lainnya, fakir waktu, hiks.


Blogger, sebuah profesi (bagi saya) yang saya tekuni akhir-akhir ini.
Lebih tepatnya, semenjak memutuskan membeli domain dot com semenjak bulan Februari 2018 lalu, saya sudah bertekat untuk serius menjalani profesi ini, di tengah minimnya waktu yang saya punya.

Bagaimana enggak ?
Sudah hampir 2 bulanan ini, suami kerja di luar kota, hanya pulang 2-3 hari sekali.
Mudah semua hal di rumah, dari mengurus rumah, ngurus (not so) baby Adean yang lagi aktif-aktifnya keliling rumah, manjat kiri kanan, bongkar ini itu, plus urus si sulung yang masih kelas 2 SD tapi jadwalnya ngalahin kegiatan administrator perusahaan, sibuk amat, hiks.
Baca : Enakan Mana, Bisnis Oriflame Atau Makara Blogger ?
Di tengah kesibukan tersebut, saya bertekat untuk selalu update blog ini, dengan tema yang sudah saya buat sendiri setiap harinya. Dan memposting minimal 800 kata setiap artikelnya.

Sebelumnya, meski harus mengorbankan waktu tidur saya, Alhamdulillah selama 2 bulan saya bisa ODOP tanpa bolong. Karena sesibuk apapun, ada suami yang seandainya saya kesiangan, dia bakal bantuin saya urus si sulung berangkat sekolah.

Sedang sekarang? hanya saya yang dibutuhkan di rumah, jadi saya gak boleh sama sekali kesiangan, jikalau enggak, anak bisa gak berangkat sekolah.

Hasilnya?
ODOP saya mulai bolong semenjak bulan lalu.

Sedih sih, padahal dengan ODOP, saya jadi lebih lihai dalam menulis, ide-ide bakal mengalir begitu saja ketika menulis.
Setelah gak ODOP, rasanya ada yang kurang, namun saya gak bisa beneran alasannya yaitu ada hal yang lebih prioritas.

Blogger Sebagai Profesi, Seperti Apa?


Sebagian orang menasehati saya selalu, untuk tidak ngoyoh, ngeblog se adanya waktu saja.
Namun entah mengapa, saya gak bisa mengikuti semua nasehat tersebut.
Karena, menurut pengalaman saya, sebagai seorang ibu, terlebih punya 2 anak, tanpa ART (di ulang mulu tanpa ARTnya, lol) menunggu ada waktu itu yaitu hal yang mustahil.
Baca juga : Memantaskan Diri Menjadi Seorang Blogger
Kapan coba ada waktunya?
Anak tidur? jiaaahhh pekerjaan rumah melambai bu!
Ada baju yang belum di cuci, terlebih sudah hampir seminggu mesi basuh saya rusak, dan saya kudu nyuci manual kucek-kucek hiks!.
Ada baju yang belum di setrika, terlebih sudah masuk demam isu penghujan yang mana, baju jikalau gak secepatnya di setrika, bakalan amis apek.

Jadi, harapan menanti anak tidur buat ngeblog itu hanyalah di angan-angan.
Padahal saya sudah komitmen, blogger itu profesi bagi saya.
Dan ngeblog itu salah satu jobdesc saya.

Mau gak mau ya harus disiapkan waktunya, sempat gak sempat, ya kudu disempatkan.
Terlebih jikalau sanggup sponsored post, huwaaaa... sooo happy but juga soooo rempong muahahaha.

Secara, sebagai profesi, mau gak mau kita kudu profesional. Apapun yang terjadi, harus komit, jikalau enggak ya gak bakalan ada hasilnya.

Untuk posting, sebisa mungkin saya memakai waktu yang sempit, menyerupai siang hari ketika anak sudah kenyang dan nyaman.
Saya bakalan buka laptop, menuliskan sekata dua kata sambil berkali-kali mengangkat si bayi yang pengen ikutan ketak ketik juga.
Bahkan pernah terjadi, ketika menulis artikel buat lomba TCASH beberapa hari lalu, tulisannya udah saya draft di Jumat malam, semalaman hingga subuh alasannya yaitu besoknya bisa molor dikit bangunnya mengingat si sulung libur.

Lalu, sesudah tulisannya jadi dan tersimpan rapi di draft, saya bahagia banget dong, menanti keesokan harinya demi mengambil gambar untuk mempercantik konten.

Besoknya gambar berhasil di ambil, kemudian saya semangat melengkapi artikel tersebut, dan ayo tebak apa yang terjadi?
Si bayi ikutan duduk di samping saya, kemudian ikutan ketak ketik di draft goresan pena saya tersebut, dan entah dia pencet apa, tiba-tiba goresan pena sepanjang nyaris 1500 kata itu ke sellect  oleh si bayi, kemudian dia dellete dong, kemudian kesave otomatis.

Saya yang panik pribadi nutup windows-nya dan yup... goresan pena 1500 kata yang saya tulis dengan susah payah hingga subuh itu hilang dalam sekejap sodara.
Sungguh bayi itu sangat keren mengerjain maminya hiks...

Tidak gampang memang, selain waktu untuk menulis postingan yang kudu berjibaku dengan bayi, waktu blog walking pun serupa.
Saya sering memakai waktu mengelonin si bayi untuk blog walking, meskipun mata semakin rabun aja gegara liat goresan pena mini di gadget hahaha.
Baca juga : Tentang Blogwalking Dalam Ngeblog, Etika dan Manfaatnya
Itupun bukannya tanpa halangan, berkali-kali hape saya kebanting dipukul si bayi yang kesal setiap melihat saya pegang hape hahaha.

Sungguh nikmatnya jadi working mom from home.

Hasil tidak pernah mengkhianati usaha


Seberat apapun usaha yang kita lakukan, saya yakin insha Allah bakal ada hasilnya, alasannya yaitu hasil tidak pernah mengkhianati usaha.

Dan itu terbukti dari semua usaha saya dengan ODOP selama 2 bulan berturut-turut kemarin, alhasil di bulan ketiga Alhamdulillah, ajuan kolaborasi mulai berdatangan dengan sendirinya.

Meskipun untuk menyanggupi hal tersebut, dibutuhkan usaha yang lebih lagi.
Secara, sponsored post kan bukti keprofesionalan kita, isi postingannya kudu lebih berbobot lah dibanding postingan lainnya.

Dan saya melaksanakan hal tersebut, di tengah tornado si bayi yang kepo mau ikutan ketak ketik di laptop huhuhu.

Meskipun penuh tantangan, saya yakin semua usaha yang saya lakukan ini insha Allah niscaya ada hasilnya.
Kalau bukan kini kapan lagi?
Kalau saya gak mau usaha adain waktunya kini kapan lagi?

Lagian kerjaan seorang blogger itu juga bermanfaat.
Setidaknya, saya masih bisa membagikan banyak hal kepada orang lain yang membutuhkan melalui tulisan-tulisan blogger remeh kayak saya ini hehehe.

Semua memang ada masanya, tapi jikalau kita hanya menunggu masanya gres bergerak, bakal lebih sulit lagi alasannya yaitu mungkin akan lebih ketinggalan jauh dari zamannya.

Dengan berusaha (yang terlihat ngoyo) semenjak ketika ini, insha Allah saya sudah punya modal ketika memulai hal yang lebih besar dan serius ketika bawah umur saya sudah berdikari besok.

Insha Allah diberi umur panjang, aamiin.

Kalau teman-teman, jadi blogger apakah sebuah profesi atau hanya sekadar pelepas lelah?
Share di komen yuk :)

Sidoarjo, 13 November 2018

Wassalam

Reyne Raea