Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kekurangan Pasangan, Di Terima Atau ?


Assalamu'alaikum :)

#FridayMarriage

Kata orang, menikah ialah seni mendapatkan kekurangan pasangan, dan bonusnya ialah kelebihan pasangan.
Kata siapa tuh Rey? kata saya sih, lol.

Btw, sebelum ngomongin kekurangan pasangan, mari kita bahas mengenai hal yang aneh.
Beberapa orang mengatakan, gendut ialah kekurangan pasangan, padahal nyata-nyata itu ialah kelebihan, heran deh, mereka mengartikan pakai bahasa apa, hingga risikonya kelebihan dikatakan kekurangan?
.
.
.
.

Oke, abaikan gurauan garing saya hahaha.

Terus terang, saya agak-agak kurang baiklah dengan mendapatkan kekurangan pasangan.
Bukaaann...
Bukan saya merasa gak punya kekurangan sama sekali hingga gak mau nerima kekurangan pasangan.
Justru kekurangan saya banyak, salah satunya ya kelebihan lemak di perut, eh itu kan kelebihan ya? lol *garing lagi.

But, i mean..
Menerima semua kekurangan pasangan? seriously?
Bagaimana kalau kekurangannya itu merugikan orang lain, misal merugikan kita atau anak kita?
Misal kekurangan pasangan yaitu perokok berat.
Baca : Tentang Suami Perokok
Saya sendiri punya dongeng yang gak asyik perihal kekurangan suami yang perokok ini, secaraaaa.. saya gak suka orang merokok, tapi entah mengapa mau aja jadian ama lelaki perokok hahaha.
Namun, bukan Rey kalau membisu saja melihat pasangan merokok.
Sejak sebelum menikah saya sudah tegasin, "Saya gak suka orang perokok, kalau kau berat meninggalkan rokok, silahkan pergi sekarang".

Si pasangan sih dulunya mengiyakan, akan meninggalkan rokok demi saya.
Namun kenyataannya tidak semanis omongannya, *sigh.

Dalam usaha memberhentikan si pasangan dari kebiasaan buruknya, saya berjuang seorang diri dan segala macam tantangan sudah saya lewati.
Dari ucapan sinis ibu mertua ketika gres saja sehari menikah.
Saat itu tante-tante saya bertanya ke si pak suami, apakah beliau merokok?

Saya eksklusif jawab, ya jangan coba-coba merokok lagi!
Eh ibunya eksklusif nyamber, "Ya merokoklah, orang sebelumnya sudah merokok, ya gak salah kalau kini juga merokok, gak usah dilarang-larang"
Uwooowww, saya eksklusif terkesima, dan tersenyum kecut.

Merokok itu kan kekurangan ya, merugikan orang lain plus merugikan dirinya sendiri.
Kalau anak say perokok dan tidak boleh orang merokok, pastilah saya dukung 1000%.
Iya gak sih?
Tapi saya mencoba mengerti, mungkin ibu masih mengikuti keadaan melihat anaknya diambil perempuan lain dan diatur-atur hehehe.

Selain itu, misal kekurangan pasangan suka judi? suka ngutang dan lupa bayarnya? suka menduakan atau nyerempet selingkuh?
Masa iya kita terima saja??

Lalu dengan seni macam apa kita mendapatkan kekurangan pasangan yang merugikan demikian?

Kalau saya JELAS GAK MAU TERIMA!
Dan semua itu sudah dideklarasikan semenjak sebelum menikah.
Baca juga : Hal-Hal Penting Yang Harus Di Bicarakan Sebelum Menikah

Mencintai Dengan Nyata


Kata orang (lagi), cinta itu ialah tindakan, kalau bagi saya bukan hanya tindakan, tapi nyata.
Katanya sih cinta, tapi terima saja kalau pasangannya ngerokok.
Lah itu cintanya beneran atau cinta sementara saja?
Kalau pasangannya sakit dan KO gegara rokok emang rela?
Itu beneran cinta atau cuman kata-kata dan tindakan? tapi gak nyata?

Eh tindakan sama aktual apa bedanya ya?
Mungkin kalau tindakan itu sanggup jadi sebuah action saja, tapi actionnya sekadar gerak, gak ada 'isi'nya.
Ya kurang lebih gitulah

Bagi saya, mengasihi itu harus nyata, dalam dunia nyata, dalam satu dunia, dalam satu rumah, dalam satu kamar, dalam satu ranjang, sanggup disentuh.
Bukanlah cinta, jikalau tidak sanggup mempunyai sebab terpisah ruang, waktu dan dunia, hiii

Ini kenapa mulai gak nyambung ama judulnya yak? hahaha.
(Yang sering main ke blog ini niscaya maklum, 'gak nyambung' is my middle name hahaha.

Mencintai orang lain bagi saya menyerupai mengasihi diri sendiri, melaksanakan yang terbaik tidak peduli itu bakal terasa tidak nyaman.
Apalah artinya nyaman kalau gak memiliki.

Mencintai orang lain atau pasangan, berarti 'care' pada pasangan untuk hal yang lebih baik.
Dan cinta akan berkah, jikalau membawa kebaikan.

Misal, dicintai menciptakan kita jadi erat Allah, menjauhi semua hal-hal jelek menyerupai merokok, judi, suka hutang, dkk itu.

Itulah CINTA YANG NYATA.

Bagaimana jikalau kekurangan pasangan tidak sanggup diubah?


Saya rasa, tidak ada kekurangan yang merugikan orang lain yang gak sanggup diubah.
Misal merokok.
Pada dasarnya, semua orang BISA BERHENTI MEROKOK, asal si perokok BERHENTI UNTUK BERPIKIR AKAN BERHENTI MEROKOK, JUST STOP SMOOKING!.

Suka selingkuh? semua sanggup berhenti selingkuh, asal gak cuman berpikir untuk berhenti, just stop cheating!

Tapi, ada juga kekurangan yang sudah menjadi karakternya semenjak kecil dan itu sulit diubah.
Misal, suami yang sulit memahami istrinya, gak sanggup romantis, gak sanggup mengambil hati istri, suami yang gak sanggup berkomunikasi alias pendiam, istri yang suka marah-marah, istri yang cengeng dan semacamnya.

Eh cengeng itu aksara atau sifat ya? kayaknya sifat deh, lah emang apa bedanya aksara sama sifat? *kambuh gak nyambungnya, lol.

Sifat mungkin sanggup disebut perilaku, kalau cengeng itu berarti perilakunya peka dan gampang nangis (kayak Rey, lol)
Sedang aksara ialah watak.

Menurut teori, aksara sulit diubah, tapi sifat bisa.
Baca juga : Ketika Cinta Berpaling - Dia Lebih Terawat (Berdasarkan Kisah Nyata)
Eh kalau gitu salah dong ya, cengeng masuk kategori sifat, orang saya itu cengeng banget, dan sama sekali suliiiiiiiiiiiiiiiiiiittttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttt (kalau perlu pengucapannya panjang hingga 10 km) diubah!!!

Oke, daripada galau duduk kasus sifat dan karakter, mending kita back to topic.

Menurut saya, cinta itu menciptakan orang jadi lebih baik.
Jadi, untuk semua kekurangannya, jangan hanya diterima, tapi dibantu untuk dikurangi kalau perlu dihilangkan.

Lalu bagaimana kalau sulit atau tidak sanggup diubah?

Ya lihat tingkat kekurangannya sih.
Kalau kekurangan pasangan sangat merugikan orang lain, ya wajib mesti harus dan kudu diubah, apapun alasannya.

Beda lagi kalau kekurangan pasangan tidak terlalu berdampak serius pada orang lain.
Misal Rey yang cengeng.
Itu kan gak terlalu merugikan orang lain, eh bahkan sama sekali gak merugikan kan?
Kan? kan? kan? *maksa!

Toh nangisnya pakai air mata sendiri, lol.
Dan air mata saya gak mencemari udara atau air, palingan mencemari makanan dan minuman sendiri kalau nangis sambil makan hahaha.

Bagaimana cara menyikapi kekurangan pasangan?


DENGAN CARA DI KOMUNIKASIKAN!

Iya, bergotong-royong sesimpel itu, KOMUNIKASI. Lengkapnya :
  • Komunikasikan dengan jelas. Untuk saya pribadi, apapun yang saya gak suka dari pasangan, niscaya bakal saya jelasin, sejelas-jelasnya, pakai bahasa Indonesia pula, lol. Makara jangan pikir semua perempuan bakalan membisu dan cuman menawarkan isyarat ketika ada yang mengganggunya, oooohhh tidak! Saya tidak masuk golongan perempuan demikian, saya lebih suka ngomong langsung, meskipun kadang (eh seringnya sih) disertai 'ngegas' hahaha.
  • Bantu pasangan mengatasi kekurangannya. Saya rasa, sebagai seorang wanita, istri jauh lebih hebat dalam duduk kasus ini. Bete suaminya merokok, ya buatin snack semoga gak merokok, beliin permen, dan ingatin terus semoga gak merokok, kalau perlu ngegas mulu aja kalau suami masih merokok hahaha *racun!.
  • Jangan menyerah. Saya rasa, semua orang ingin pasangannya gak punya kekurangan, khususnya yang merugikan orang lain. Sayangnya, banyak yang mengalah dan menentukan diam, kemudian ngetag pasangan di artikel sosmed yang membahas kekurangan tersebut. Padahal, iya kalau dibaca, bahkan dilirik aja enggak, lol. Jangan mengalah ya... Cinta itu ialah perjuangan, dan tidak ada hasil yang mengkhianati usaha (keluar aura motivator ala MLM, lol).
  • Jangan cari masalah. I mean, hidup ini berat, gak usah ditambah lagi dengan hal berat yang menetap di sepanjang sisa usia kita. Udah tau pasangan kita suka selingkuh, suka ngerokok, tapi tetep aja nekat mau nikah ama dia. Terus abis nikah, capek ngasih tau, capek berantem kemudian mengalah deh. Jangan ya.... :D

Jadi, apa yang harus kita lakukan terhadap kekurangan pasangan?
Di terima saja atau????

DIUBAH JADI KELEBIHAN???

Di ubah dong ya...

Semangaaattttt....

Ada yang masih berjuang atau risikonya mengalah dengan kekurangan pasangan?
Share di komen yuk

Semoga manfaat.

Sidoarjo, 21 September 2018

Wassalam

Reyne Raea