Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ketika Rey Selingkuh

Source : here

Assalamu'alaikum :)

#FridayRelationship

Ada yang bilang "selingkuh itu indah", tapi ada juga yang bilang, "selingkuh itu menyerupai bermain api, bisa-bisa kita terbakar". Dan berdasarkan saya, "selingkuh itu menjijikan", semoga saya gak pernah dekat-dekat hal yang menjijikan itu, aamiin

Tapi, semenjijikan gitu, saya pernah loh selingkuh. *tutup muka *pengakuan dosa

Pertama kali saya mengenal dan menjalani sebuah hubungan, ketika usia saya 19 tahun. Saat itu saya masih duduk di dingklik kuliah semester 3.
Bahagia rasanya dapat punya pacar, secara saya kepo banget gimana sih rasanya punya pacar itu? hahaha (jangan ditiru yak).
Baca : #AdeReyLoveStory - Akhirnya Jadian dan Saya Punya Pacar (MJP)
Selama menjalani hubungan pacaran dengan sang mantan yang Alhamdulillah sudah jadi suami, hingga risikonya kami menikah tahun 2009, saya berkali-kali bilang ke sang pacar, kalau saya ogah berantem dengan sesama perempuan alasannya yaitu problem lelaki.
Jadi, kalau suka ama yang lain, bilang dan pergilah, jangan diam-diam, ancaman nanti *ngancam hahaha.

Alhamdulillah, sepanjang perjalanan hubungan kami, tidak pernah ada drama pihak ketiga, selain awal jadian saya cemburu banget ama mantannya, alasannya yaitu mereka masih sering berhubungan.
Sering nelpon-nelponan, hingga pernah eh sering terjadi, ketika malam-malam si dia gak ada kabar menelpon ke kos saya, padahal di rumahnya ada telpon yang dapat dipakai.

Saya dong yang ngalah, dengan merelakan uang makan saya yang sungguh sangat terbatas, di tengah gerimis malam yang pekat, saya antri usang banget di sebuah bilik telpon wartel akrab kos saya.
Lalu setelah hingga giliran saya, tebak apa yang terjadi??
Telpon rumah dia lagi sibuk dong, dicoba berkali-kali eh tetep masih sibuk.

Dan tebak lagi siapa yang makai telpon tersebut?
Si pacar donggg... dia lagi telpon-telponan usang sama mantannya.
Rasanya ingin berkata berangasan "KASAR!" lol.

Dia lupa dong kalau punya pacar, bukannya nelpon pacarnya yang lugu dan kayak Betty itu, malahan telpon-telponan ama mantannya, ckckck.

Kedua, yaitu giliran saya yang mau menduakan (belum kok, masih mau saja), lol.
Eh bahwasanya sih bukan menduakan ya, lebih tepatnya saya kagum sama lelaki lain, dan lama-lama semacam jatuh cinta, tapi gak mau jadian sama lelaki itu, apalagi nikah, ihh...

Dan lucunya, saya jujur dong sama si pacar, kalau saya kagum sama lelaki lain, sampai-sampai si pacar sedih dan membiarkan saya jadian sama lelaki itu, sayanya ogah!
Baik banget ya si pacar, melepas saya demi lelaki yang saya cintai.

Eh bentar, BAIK?
Itu namanya pengecut, kalau pacar suka sama lelaki lain, ya perjuangkan kembali dong cintanya, jangan malah diserahkan bulat-bulat.
Lagian, saya gak mau jadian ama lelaki itu, terlebih nikah, hiiii... ogah.

Terus apa namanya Rey? jatuh cinta tapi gak mau dekat?
Ya gak tau namanya apa, pokoknya jatuh cinta saja, gak ada maksud lain.
Ya gitu deh, Rey memang kadang se gak terang itu hahaha.

Tapi bukan perselingkuhan hati itu yang bakal saya ceritakan di sini.
Melainkan perselingkuhan ketika sudah menikah.

Selingkuh di awal pernikahan


Alhamdulillah, sosok yang selalu ada dalam doa saya, risikonya dikabulkan Allah untuk menjadi suami saya.
Namun, perjalanan kami hingga menjadi suami istri tidaklah mudah.
Baca : Rempongnya Pernikahan Beda Suku/Pulau/Logat Bahasa
Belum lagi, entah alasannya yaitu orang renta saya yang bahwasanya tidak oke saya tinggal di Surabaya, kami jadinya sama sekali gak punya modal berarti ketika nikah.
Boro-boro mikirin rumah, bahkan uang untuk nikah saja saya dibayarin oleh mama. *sigh.
Dan lebih parahnya, kami sama sekali bahkan lupa memikirkan, setelah nikah bakal tinggal di mana?

Energi, waktu, tenaga, mood dan segalanya terkuras hanya untuk persiapan menikah. Bukan alasannya yaitu kami bikin program super mewah, bukan!
Tapi alasannya yaitu rempongnya menyatukan dua keluarga dengan latar belakang yang amat sangat berbeda.

Untungnya, ternyata abang ipar saya sudah menyiapkan kamar buat kami di rumah mertua, jadi ketika balik dari Buton, saya dapat tinggal di rumah mertua.

Rey? tinggal di rumah mertua? dengan latar belakang keluarga yang amat sangat beda?
Sudah gitu, sang suami malah memutuskan kerja di luar kota, saya ditinggal di rumah mertua sendirian.

Alhasil, awal-awal ijab kabul kami sungguh kayak Tom and Jerry, beranteeeemmmm melulu.
Masalah utamanya yaitu saya ingin si suami kerja di Surabaya saja, kerja apa saja asal merintis dari bawah insha Allah lama-lama karirnya terbentuk.
Terlebih lagi saya juga masih kerja ketika itu, dan kedudukan saya insha Allah sudah lebih berpengaruh di perusahaan ketimbang dia yang ketika itu masih kontrak harian proyek.

Tapi si suami gak mau, tetep bersikeras ingin kerja di proyek, dan membiarkan kami LDRan padahal gres nikah, ditinggal di rumah mertua pula.
Ih sebal!
Karena pertengkaran yang terus terjadi, saya jadi males banget sama si pak suami, jadi pengen menduakan dengan seseorang yang lebih dapat mengerti saya. Biar pak suami tahu, kalau istrinya ini butuh dimengerti, butuh dipahami, bukan boneka yang dapat ditinggal mulu.

Tapi gimana ya?
Saya jijik memikirkan mau selingkuh, saya tahu banget otak para lelaki yang tidak mengecewakan ganjen.
Mana ada yang mau diajak menduakan tapi gak boleh sentuh-sentuhan?
Dan saya jijik banget disentuh lelaki lain selain suami.

Sampai risikonya suatu hari saya bertemu dengan seorang lelaki.
Dia kalem, berwajah sayu, sedikit pendiam, tapi dia sangat pengertian.
Dia selalu memanggil saya dengan sebutan "adek" atau "dek", dengan suaranya yang lembut, dan tatapannya yang selalu teduh ketika melihat saya bersedih, namun berubah berkilat ketika saya ngotot.
Pokoknya hanya dengan tatapannya dia dapat membuat saya jadi perempuan yang lebih baik dan 'bisa diatur' (kayak perempuan liar yak, lol)

Namanya mas Arie, dia yaitu anak tunggal dari orang renta yang sungguh sangat ramah dan bijaksana. Rumah orang tuanya di Malang, dan dia sendiri tinggal di Surabaya alasannya yaitu bekerja di kota itu.

Entah dari mana mulainya, saya jadi ketergantungan dengan si mas Arie, setiap kali saya sedih, dia selalu tiba menjemput saya dan mengajak saya keliling Surabaya kemudian bercerita perihal apa saja yang risikonya membuat saya lupa dengan problem saya.

Lalu bagaimana dengan pak suami?
Tentu dia tahu lah, saya selalu jujur dengan apa yang saya alami, entah mengapa saya gak dapat melaksanakan sesuatu dengan diam-diam, terutama pada si pak suami.

Puncaknya, suatu hari saya berantem (lagi) dengan pak suami, dan tentu saja, saya eksklusif menghubungi mas selingkuhan, sayangnya hari itu dia harus pulang ke Malang, dan dia memperlihatkan saya ikut serta, yang pastinya dengan senang hati saya terima.

Di Malang, saya menginap di sebuah hotel.

Oke pembaca..
Tahan pikirannya!

Saya nginapnya sendiri yak, si mas Arie mah nginap di rumah ortunya, setelah menemani saya jalan-jalan ke mall.
Kaprikornus gak ada adegan menduakan keblabasan yak, jijay mah saya hahaha.

Dan FYI juga, mengapa saya merasa nyaman dengan mas Arie? 
alasannya yaitu dia persis mirip yang saya inginkan, dia tampan, baik, tinggi, perhatian, selalu tahu cara membuat saya tersenyum, daaannnnn.... dia gak berani nyentuh saya, meski dia sering bilang kalau dia cinta saya (meleleh hati si Rey) lol.

Lalu apakah saya juga mengasihi dia?
Entahlah.
Yang jelas, ketika jalan dengan si mas Arie, hati saya bahagia, tapi terasa kosong.
Atuh mah, tampaknya si pak suami Ade sudah mengambil semua hati saya, dan tidak sedikitpun dia sisakan bahkan untuk saya sendiri, hiks.. *eaaaahhhh :D

Kembali ke kisah di Malang.
Si pak suami risikonya pulang ke Surabaya dan mencari saya, dengan polosnya saya bilang kalau saya di Malang.
Lalu pak suami segera menyusul saya ke Malang dong.

Eh Rey, bukannya kalian sedang berantem?
Iya ya, mengapa berantem tapi risikonya nginap bareng di Malang? hahaha.

Lalu keesokan harinya saya pulang bersama pak suami, sedang mas Arie? dia cukup senang melihat saya risikonya senang pulang bersama pak suami.

So sweetttt, dan so Korea banget gak sih? LOL.

Ah jadi kangen mas Arie hiks.


Ketika Suami Melabrak Selingkuhan


Sejujurnya, saya yaitu perempuan yang manja dan cengeng, saya juga populer banget kalau SETIA dan CINTA MATI ama pak suami.
Jadi, ketika saya dengan polosnya mengakui kalau sering jalan dengan mas Arie, si pak suami gak percaya dong!

Sejak dia mengetahui saya dapat ada di Malang, barulah dia percaya.
Masa iya saya berani sendirian ke Malang?
Imposible banget kalau gak ada temannya.

Dan sekembali kami dari Malang, di hari Senin pagi saya berangkat kerja mirip biasa.
Sampai di kantorpun beraktivitas dengan biasa.
Sampai tiba-tiba saya dihampiri oleh seorang sahabat kerja saya.

Perlahan si sahabat kerja tersebut mendekati saya dan berbicara perlahan, takut tertangkap berair orang lain.
"Rey, kau bilang apa ke suamimu?, hingga tadi pagi saya ditelpon dan dilabrak" katanya perlahan.
"Heh? dilabrak? alasannya yaitu apa? dan kapan?" tanya saya heran.
"Iya, tadi saya masih tidur, untung istriku lagi ke pasar belanja, tiba-tiba hapeku bunyi, saya angkat eh ternyata suamimu Rey, katanya, 'ini Arie ya?' , saya jawab 'iya' , eh  eksklusif dilabrak, 'kamu jangan berani dekati apalagi ganggu istriku ya, kalau kau gak mau nyesal' , saya eksklusif shock, 'hah?' , eksklusif saya matikan, takut istriku salah paham" katanya dengan panjang lebar.
Lalu saya? ketawa guling-guling hahahahahahahaha.

Ternyata, si pak suami belakang layar membuka HP saya ketika saya sedang tidur, kemudian dia mencatat nomor mas Arie.
Sayangnya, di hape saya nama Arie yaitu nama sahabat kantor saya, yang orangnya kalau si pak suami ketemu dia bakalan ngakak liatnya, lol.

Meskipun ngakak, saya berbunga-bunga dong, cieehhhh ada yang cemburu ternyata.
Dan selanjutnya saya segera menelpon si pak suami dan menertawakan agresi konyolnya hahaha.

CIEH... ADA YANG CEMBURU!

Bertahun kemudian


Perlahan namun pasti, mas Arie risikonya mulai terlupakan, meskipun dia selalu hadir di sekitar saya, namun saya mulai membatasi pertemuan dengannya, alasannya yaitu risikonya saya hamil.
Saya gak mau anak saya galau papinya yang mana, bukan alasannya yaitu emaknya gatel sama banyak lelaki, tapi alasannya yaitu ada lelaki lain yang peduli selain papinya.

Sampai risikonya 5 tahun setelah pernikahan, giliran si pak suami yang nyoba-nyoba selingkuh.
Dan setelah kami berantem, dia mengungkit nama mas Arie lagi.
Dan risikonya dengan berat hati, saya risikonya berterus terang memberitahukan alamat dan keberadaan si mas idaman tersebut.

Setelah tahu? kemudian gimana?

Yang ada si pak suami malah jadi semakin malu.
Iyaaa.. dia malu alasannya yaitu coba-coba mau mengkhianati perempuan langka mirip saya *uhuk.
Wanita yang menjunjung tinggi harga dirinya dan suaminya.
Yang tidak akan pernah berpaling meski sesulit apapun kisahnya dengan si pak suami.

Yang mengagungkan KESETIAAN di atas segalanya.

Loh? bukannya dulu pernah jalan bareng dengan mas Arie?
Mana ada perempuan setia, tapi jalan sama lelaki lain, sementara suami gak ada di rumah pula.
Wanita macam apa itu?

Iyaaa....
Soalnya mas Arie itu tinggalnya di...

BENAK SAYA

Alias tokoh khayalan saya HAHAHAHAHAHAHA..

Ya kale, hari gene ada lelaki yang mau ngerti istrinya orang tapi gak ada maunya?
Ya kale ada lelaki normal mau aja siapin waktu untuk menghibur istri orang meski berkali kalau udah baikan ditinggal begitu saja.
Ya kaleeee ada lelaki yang setia dan cinta mati ama istri orang, sampai-sampai ngajak ke Malang tapi nginapnya di kawasan yang berbeda.

Emangnya ini drama Korea? hahahaha...

Si pak suami jadi malu banget, alasannya yaitu bahkan untuk menduakan saja saya rela membuat tokoh hayalan, supaya saya tetap aman, gak bakal jatuh cinta sama lelaki lain dan tetap kondusif gak disentuh-sentuh lelaki lain.

Karena ternyata dia menikah dengan perempuan langka, yang insha Allah selalu menjaga hati dan kehormatannya demi suaminya sendiri.

Ya gitu deh..

Jadi... buat para perempuan yang lagi kesal pada suami dan berpikir mau selingkuh, jangan coba-coba deh.
Selingkuh itu menjijikan.
Semoga saya selalu terjaga dari hal menjijikan tersebut, aamiin.
Selingkuh itu membawa derita.
Selingkuh itu merugikan kita sebagai wanita.
Iyaaa, mana ada menduakan yang gak sentuh-sentuhan? Dan menduakan sentuh-sentuhan orang remaja itu menjijikan. hiii...

Kaprikornus mending menduakan yang aman, dengan tokoh hayalan, tapiiii.....dengan banyak sekali syarat ya :
  • Jaga supaya tetap waras. Well, menduakan dengan tokoh hayalan memang aman, tapi hati-hati nanti keterusan, kemudian jadi aneh deh alasannya yaitu ngomong sendiri hahaha. 
  • Tetap dalam kendali. Selingkuh dengan tokoh hayalan itu asyik, kita bebas membuat abjad pasangan mirip yang kita mau, TAPIIII hati-hati keblabasan, kemudian memaksa suami jadi mirip abjad tersebut, boleh sih menginginkan suami sesuai cita-cita kita, tapi tetap dalam batas yang normal, jangan berlebihan, entar suami kabur hahaha.
  • Tetap waspada. Sejujurnya, tujuan saya membuat abjad selingkuhan hayalan yaitu supaya dapat merebut perhatian si pak suami dan juga sesekali menghibur hati, berhayal ada lelaki yang peduli mirip yang saya inginkan. Tapiii, jangan hingga berlebihan, hingga suami cemburu buta kemudian dia balas dendam, dan menduakan beneran. hiks.
Ya begitulah, Rey si introvert ini memang rada lebay, adaaaa saja kelakukannya, tapi insha Allah tetap dalam norma yang baik dan masuk akal kok.

Kalau teman-teman, ada yang pernah selingkuh? share dong. (kira-kira ada yang mau jujur gak ya, kalau selingkuh, lol)


Sidoarjo, 09 November 2018

Wassalam

Reyne Raea