Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

4 Alasan Orang Enggan Berbisnis Mlm

Source : pixabay

Assalamu'alaikum :)

#MondayBusiness

Zaman sekarang, bisnis bukanlah hal yang luar biasa lagi, terlebih saking banyaknya emak-emak yang awalnya lulusan sekolah tinggi tinggi favorit dengan kumlot alias cumlaude, kemudian bekerja di perusahaan mentereng, karir sepakat dan kece.
Lalu menikah dan punya anak, kemudian 'tersungkur' oleh galaunya anak ditinggal bekerja hehehe.

Gara-gara hal tersebut, banyak perempuan karir yang sebelumnya berkarir cemerlang, sesudah punya anak rela mengganti karir tersebut dengan jabatan gres yang biasa disebut IRT alias ibu rumah tangga.

Wanita yang rentan baper, sensitif dan segala macam hal feminis yang kadang bikin pusing itu, banyak yang tiba-tiba shock dengan perbedaan tersebut.

Awalnya tiap hari dandan rapi dan wangi, make up selalu kepakai, tangan dan kaki tidak mengecewakan mulus gegara jarang nyentuh air, pikiran gak cuman di seputar ganti popok, nyebokin anak, masak, basuh piring, nyetrika dll. Sungguhlah kaget dengan semua perbedaan tersebut.

Terlebih lagi kaget gak ketulungan, ketika biasanya di tanggal 25 atau tanggal 1, ada dana masuk di rekening. Eh tiba-tiba kini gak ada dana masuk, selain transferan suami yang jumlahnya niscaya gak sama lagi kayak waktu kerja kantoran dulunya.

Maka tidak jarang, banyak IRT mantan pekerja kantoran tetapkan untuk memberdayakan dirinya, biar semua hal yang dialami ketika bekerja, tidak serta merta menghilang begitu saja.
Salah satunya uang, maupun pemikiran.

Biar bagaimana pun, fatwa perempuan yang 24 jam mengurus itu-itu saja di rumah, gak bakal sama dengan fatwa ketika bekerja di luar yang mengatakan rujukan pikir yang luas lingkupnya.

So, gak heran, bisnis jadi menjamur di mana-mana, dari bisnis konvensional yang dibangun berdasarkan hobi atau passion, sampai bisnis akhir mupeng melihat pencapaian orang lain.
Bisnis yang kayak gitu biasanya yaitu bisnis MLM.

Bisnis MLM memang sangat gencar iklannya.
Jangankan MLM, bahkan marketing konvensional saja banyak yang terkesan frontal.

Cara marketing sebuah bisnis MLM kadang sulit dibedakan, mana menginspirasi, mana pamer, lol.
Terlebih zaman kini emang zamannya orang 'pamer', jangankan untuk marketing, bahkan untuk personal saja, banyak yang suka 'pamer'.


Saya sendiri, terus terperinci hanya mengenal 1 MLM seumur hidup, apalagi bila bukan bisnis MLM Oriflame (mainstream banget ya)

Meskipun demikian, tidak sedikit pula yang ogah sama sekali dengan bisnis MLM, alasannya beragam, menyerupai :

  • Ogah sebab sistemnya selalu menguntungkan orang di atas atau upline.

Salah satu hal plus sekaligus minus sebuah sistem bisnis MLM adalah, menjadi untung bila kita jadi upline dan senep bila kita jadi downline yang sulit ikhlas, lol.
Bagaimana tidak? semua hasil kerjaan kita bakal dinikmati pula oleh orang yang ada di atas kita (dalam sistem).
Baca juga : Memimpin Seperti Leader Atau Boss ?
Meskipun banyak yang bilang, tidak semua bisnis MLM hanya menguntungkan upline, ada bisnis yang sistemnya menguntungkan HANYA UNTUK ORANG YANG KERJA.

Lah buktinya saya tahun kemudian gak lagi getol urus bisnis Oriflame gegara bedrest berbulan-bulan, qadarullah rezeki jabang bayi, jaringan di bawah saya yang sudah saya bentuk sebelum saya hamil menguat, dan bonus saya ikutan naik bersamaan saya ikutan naik level.

Seneng sih, alhasil hasil kerja keras saya bertahun menjadi "tong sampah" team alhasil berbuah hasil, meskipun alhasil senep sebab dimarahin dan dikatain CUMAN MAKAN BONUS BUTA lol.

See, semua sistem MLM itu, bagaimana pun bentuknya, sudah niscaya menguntungkan di atas, cuman mindset aja yang diubah dengan alasan ITU HAL BIASA, KARENA KITA JUGA DIUNTUNGKAN DARI HASIL KERJA YANG DI BAWAH KITA ALIAS DOWNLINE.

Sebenarnya sih, bila mau dipikir-pikir, semua pekerjaan di dunia ini niscaya menguntungkan orang lain, coba sebutin kerja apa yang menguntungkan orang lain.
Usaha sendiri? misal jualan baju gitu? pastinya kita menguntungkan biro kan? Atau bahkan bila bajunya bikin sendiri di pabrik, kita niscaya butuh materi yang pastinya menguntungkan pemasok bahan, iya gak?

Hanya saja, pekerjaan lain antara satu pihak dengan lainnya tidak terikat satu kontrak selamanya. Beda dengan MLM yang sekali masuk ke dalam sistem, selama kita bakal 'menyumbang' hasil kerja kita ke orang yang sama.

  • Bisnisnya lebay
Tidak sanggup dipungkiri, cara para pebisnis menginspirasi, sungguh  kadang terlalu berlebihan.
Gak salah juga sih, memelihara semangat team yang penghasilannya bergantung sepenuhnya dari total penjualan itu amat sangat sulit tapi memungkinkan.

Beda dengan team karyawan kantor yang memang punya honor pokok, jadi meskipun mungkin sasaran tidak tercapai, masih ada pemasukan yang sanggup menjaga semangat kerja team.

Oleh karenanya, sebisa mungkin seorang leader pebisnis MLM itu harus tampil maksimal dan selalui menginspirasi dengan hal-hal positif layaknya motivator.

Selain menjaga semangat team atau jaringannya, seorang leader bisnis MLM juga harus sanggup memikat sasaran prospekan untuk menambah anggota teamnya.

Salah satu caranya adalah, dengan pertanda hal-hal yang sanggup didapatkan dalam bisnisnya.
Entah itu uang, reward berupa hadiah-hadiah kecil, maupun hadiah besar menyerupai kendaraan, rumah atau jalan-jalan keluar negeri.
Baca juga : Rahasia Yang Jarang Terungkap Dari Kerugian Bisnis Oriflame, Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Karenanya, jangan heran bila lihat status media umum para pebisnis MLM itu bikin merinding.
Ya semakin merinding audiens, semakin bahagia mereka muahahaha.

Bukan hanya itu, dalam setiap pertemuan offline, para pebisnis MLM selalu saling menyemangati biar team tidak patah semangat mengejar sasaran yang kadang gak nyampe-nyampe hahaha.

Saya sendiri, awalnya risih, tapi ternyata lama-lama dijalani, jadi terbiasa :D

  • Di jauhi banyak orang, sebab di anggap mengganggu
Yang namanya marketing, sudah niscaya hidup dari target.
Dan untuk sasaran tersebut, hal pertama yang yang menjadi tujuannya yaitu orang-orang terdekat.
Bukan hanya MLM, marketing konvensionalpun bakal memberlakukan hal demikian.

Sayangnya beberapa orang jadi amat sangat semangat , sehingga mereka mengatakan peluang MLM tersebut dengan sangat berlebihan dan menciptakan orang lain tidak nyaman.
 Baca juga : Personal Branding, Kunci Utama Bisnis Online
Bukan hanya mengajak orang dengan lebih sering, bahkan bercerita wacana bisnisnya pun jadi amat sangat lebih sering.
Sehingga bukannya tertarik, orang-orang malah jadi eneg.
Terlebih bila merekrutnya pakai iming-iming sanggup uang banyak, jadinya seakan-akan semua hal dinilai dengan uang.

  • Produknya dianggap terlalu mahal, demi membayar member berantainya.
Beberapa orang menganggap produk yang dijual oleh MLM niscaya sangat mahal, hal tersebut dengan anggapan demi membayar membernya yang berantai.

Kenyataannya, tidak sepenuhnya benar, sebab Oriflame misalnya, mereka membayar konsultannya dari biaya marketing yang biasanya oleh perusahaan lain dialihkan ke media-media elektronik menyerupai TV komersial dan semacamnya.
Untuk Oriflame, mengalihkan dana tersebut untuk membayar konsultannya yang bertindak sebagai marketing dari lisan ke mulut.

Meskipuuunnn, jujur... JUJUR NIH YA! ada lah beberapa produk Oriflame yang berdasarkan saya mahal dibandingkan produk lokal.
Tapi bila dibandingkan produk import lainnya, harganya 11 12 lah.

Misal, parfum di Oriflame yang kini mencapai harga 700ribu, untuk harga nyaris sejuta begitu, kemasan yang dipakai tergolong sangat sederhana.
Padahal, toko kosmetik lainnya, menyerupai watson, Guardian, atau di Matahari misalnya, menjual parfum seharga 300ribu, tapi kemasannya glamor banget. Jadinya pede saja gitu dijadikan kado atau dijual kembali.

Untuk produk lainnya, menyerupai bedak misalnya, Oriflame kalah jauh dari brand lokal yang kemasannya jauh lebih kokoh serta harganya lebih terjangkau.

Tapiiii... Apapun itu, setiap produk niscaya punya kelebihan dan kekurangan masing-masing, begitu juga Oriflame.

Demikianlah, beberapa alasan utama, mengapa banyak orang enggan berbisnis MLM, Oriflame misalnya, meskipun banyak juga yang daftar demi jadi member dan mendapat laba diskon 23%, kemudian alhasil kabur gegara di'paksa' ikut pelatihan atau di'paksa' belanja hahaha.

Kalau MLM lain sih saya belum tahu, sebab saya hanya berani sharing apa yang pernah saya alami.

Ada yang pernah ikutan MLM?

Share di komen yuk

Sidoarjo, 12 November 2018

Wassalam

Reyne Raea